Choices chapter 3
CHOICE
Ketika Kyuhyun Harus Memilih
Chapter 3
Suara pintu-pintu dibanting dan langkah tergesa langsung terdengar dari kedua kamar lainnya. Dalam hitungan detik, kepala Sungmin dan Eunhyuk muncul. Yesung pun terbangun mendengar teriakan Ryeowook yang melengking tadi.
Ketiga namja itu
melongo melihat pemandangan yang terpampang di depan mereka. Ryeowook tersudut
di ujung tempat tidur. Kedua matanya sudah basah oleh air mata, bibirnya
gemetar, dan ia menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi tubuh bagian
atasnya yang terbuka. Sementara itu, Kyuhyun duduk mengangkanginya dengan kedua
tangan yang jelas berusaha menarik lepas celana piyama Ryeowook.
“K…Kyuhyunnie…?”
Sungmin mengerjapkan matanya, mencoba meyakinkan dirinya tidak salah lihat.
Eunhyuk menempel ke pintu dan memegangnya erat-erat seakan hal itu akan
melindunginya dari serangan evil. Yesung sendiri tanpa sadar menarik selimutnya
rapat-rapat.
“Berhasil!” Kyuhyun
tertawa penuh kemenangan. “Teriakanmu memang tak ada duanya, Wookie-ah. Aku tak
perlu repot-repot membangunkan yang lain.”
Eunhyuk langsung
merapat ke dinding saat Kyuhyun berjalan melewatinya sambil menarik Sungmin.
“Aku baca, setelah minum obat flu sekitar 1-2 jam, tubuh akan berkeringat.
Karena itu kalian perlu berganti pakaian agar tidak sakit lagi.”
Kyuhyun menatap Ryeowook
dan Eunhyuk dengan tatapan tajam. “Binatang kesayangan kalian masih berada di
tanganku. Jika ingin mereka kembali dengan selamat, sebaiknya kalian cepat
berganti piyama yang kering.” Magnae SUJU itu kini memandang Yesung yang masih
meringkuk di balik selimut. “Yesung hyung, kau juga, cepatlah berganti
pakaian!”
Tidak memperdulikan
ketiga hyungnya yang merasa tidak diperlakukan sebagai hyung, Kyuhyun menarik
Sungmin ke kamar. Namja itu langsung membaringkan tubuhnya ke tempat tidur,
membiarkan hyungnya berganti pakaian di kamar mandi.
“Hyung…,” gumam
Kyuhyun sambil menenggelamkan kepalanya ke bantal. Sungmin yang baru saja
keluar dari kamar mandi, menyambut perkataannya itu dengan senyuman yang
teramat manis.
“Wae yo, Kyu?”
“Aku sudah membuatmu
terbangun ya?” Sungmin tersenyum lagi. Ia tahu, itu berarti Kyuhyun sedang
meminta maaf padanya. Kyuhyun tidak pernah mengucapkan maaf kepada siapa pun di
SUJU secara langsung. “Aku tak menyangka teriakan Wookie sampai juga ke kamar
ini.” Mata Kyuhyun kini setengah terpejam. Suaranya semakin pelan. Ketika
Sungmin mendekat dan mengelus rambut dongsaeng kesayangannya itu, Kyuhyun
langsung terlelap. Ia tak bisa lagi menahan kantuknya.
“Gomawo, Kyuhyunnie…
Gomawo sudah merawat kami semalaman. Aku tak akan membuatmu menyesalinya,”
bisik Sungmin. Ia menghela nafas saat memandang ransel Kyuhyun yang teronggok
di sudut kamar. Namja aegyo itu memandang angka yang tertera di jam wekernya.
Pukul empat pagi. Ia memutuskan untuk kembali tidur. Masih ada waktu beberapa
jam sebelum ia melakukan rencananya.
***
Astaga! Aku ketiduran! Kyuhyun memaksakan diri untuk bangun.
Ia sedikit lega ketika jam weker milik Sungmin baru menunjukkan pukul 6 pagi. Dengan
langkah berat, ia menuju kamar mandi, membuka pakaiannya dan menyalakan
pancuran.
OUT! Kyuhyun-ah, waktumu habis! Kyuhyun tersenyum meringis mengingat
pengalaman di dorm mereka yang lama. Dengan jumlah kamar mandi yang tidak layak
untuk member sebanyak SUJU, Leeteuk memberi batas maksimal pemakaian kamar
mandi. Tak perduli apakah yang di dalam masih penuh sabun atau pun shampoo,
begitu waktunya habis, mereka akan dipaksa keluar. Rekor tertinggi masih
dipegang oleh Shindong, yaitu 19 detik. Kini
semua sudah lebih nyaman di dorm yang baru.
Kyuhyun membiarkan air
dingin menerjang, menyabuni tubuhnya dengan cepat. Air dingin membantunya segar
dan menghilangkan rasa penatnya.
Setelah mengeringkan tubuh, Kyuhyun mengambil t-shirt berwarna biru dan celana panjang
putih. Namja itu melangkah
mendekati dapur. Sepi. Tak ada suara apa
pun. Biasanya, dorm ini sudah penuh suara ketika ia bangun. Sebagai magnae, dia
memang sangat dimanja oleh hyungdeul. Mereka membangunkannya di saat-saat
terakhir, di mana segala sesuatunya sudah siap. Karena itu Kyuhyun tidak terbiasa
dengan keadaan pagi yang sangat hening ini.
Donghae-ah,
kau kemanakan topiku?! / Aish! Yesungie, kenapa kau taruh ddongkoma di sini?
Hampir saja aku menginjaknya!/ Apa bahasa mandarin ‘aku sangat tampan’?
Hankyung hyung...tolong jawablah! / Apa kalian semua bosan hidup?! Cepat! Nanti
kita bisa terlambat!/ Aigoo...Hyukkie, itu jatahku, kenapa kau makan?! / Siapa
yang mengambil uang di dispenser? Itu uangku! / Ommo...kenapa semua berantakan
begini? / Kyuhyunnie! Cepat matikan PSP mu!
Bayangan member SUJU yang sibuk di dapur, di ruang
tengah, di dekat TV, bahkan yang bernyanyi di kamar mandi memenuhi pikirannya. Begitu
pula sosok Hankyung, Kibum, Heechul dan Kangin saat masih ada di dorm. Kemudian
wajah appa, eomma dan Ahra noona juga terpampang jelas. Seharusnya, saat ini aku sedang di rumah memakan masakan eomma.
Kyuhyun mati-matian menahan air matanya. Ia merasa sangat kesepian.
Beberapa suara dari koridor membuatnya terbangun
dari lamunan. Di pandangnya kandang-kandang itu dengan muka gembira. Akhirnya
ada juga yang bisa ia kerjakan. “Teunshirie... Hyakku... Sen... Ari... Ali...
Choco... Akh, membosankan! Ternyata aku ingat semua nama kalian. Aku ini memang
jenius.” Kyuhyun kini berjongkok di depan mereka.
Mata-mata bening itu menatapnya dengan sedih.
Setidaknya itulah yang muncul di pikiran Kyuhyun. “Aku terpaksa mengurung
kalian di kandang saat kalian tertidur. Kalau tidak, aku tidak bisa memberi
kalian makan . Yah...kalian kan tahu aku tidak menyukai kalian. Dan kalian pun tidak menyukaiku. Sebaiknya bersabarlah
sampai hyungdeul sembuh. Minimal aku akan menjamin adanya makanan dan minuman.
Arraso?”
Binatang-binatang mungil di depannya menyahut lirih.
“Aish! Kenapa aku merasa di posisi yang sama dengan kalian semua? Menyedihkan!”
Kyuhyun mengambil sekotak susu dan menuangkannya ke masing2 mangkuk yang
tersedia di dalam kandang. Melihat keenam hewan itu menjilati susu dari
mangkuk, membuat pikirannya sedikit sibuk.
BRAK!
Pintu terbuka dengan keras, membuat Kyuhyun menoleh.
Leeteuk muncul dengan nafas terengah seperti habis berlari. Di belakangnya
tampak Siwon yang sudah siap menjalani jadwalnya hari ini. Jangan-jangan
Teuki hyung tahu aku mengusili hyungdeul tadi malam...
“Kyuhyunnie...apa benar mereka semua sakit? Kenapa
kau tidak bilang semalam?!” tegur Leeteuk sambil melepas sepatunya dan
melangkah masuk. Tangannya terulur ke arah Kyuhyun yang bangkit berdiri.
Aish!
Teuki hyung akan menamparku... Kyuhyun
reflek memejamkan matanya. Alih-alih pukulan keras, ia justru merasakan dua
tangan yang hangat menangkup wajahnya. Ketika ia membuka mata, mata cemas
Leeteuk menatap ke arahnya.
“Pabo! Kau pasti bingung kemarin... Seharusnya kau
terus terang saja.” Leeteuk menarik Kyuhyun yang masih terkejut ke dalam
pelukannya. “Mianhe, Kyuhyunnie...”
“Teuki Hyung baru membaca sms itu setelah selesai
mandi,” jelas Siwon. “Kami sudah menelepon Uisa agar dia bersiap-siap. Manager
hyung sedang menjemputnya.”
SMS? Kyuhyun masih mencoba mencerna semuanya, membiarkan
Leeteuk yang masih saja memeluknya dengan perasaan bersalah. SMS apa yang membuat Teuki hyung sampai
seperti ini?
“Banyak sekali makanan di sini!” Siwon yang masuk ke
dapur untuk membuat kopi, mendekat ke meja makan yang berantakan. “Ini harus
dihangatkan sebelum di makan.”
“Ada lauk dan kimchi juga di dalam lemari pendingin.
Aku tidak tahu cara menghangatkannya.”
“Ah, biar aku saja.” Leeteuk melepaskan pelukannya
dan bergegas ke dapur. Ia tak kalah takjub dengan Siwon melihat begitu banyak
bubur dan makanan yang mereka miliki.
“Bubur itu cukup untuk semua, Hyung.”
“Ne. Akan aku hangatkan.” Leeteuk segera sibuk di
dapur kecil itu. Meski tidak pandai memasak, ia masih bisa memanaskan bubur,
lauk dan memasak nasi. Siwon sendiri membuat secangkir kopi expresso untuk
dirinya, kebiasaannya setiap pagi.
Kyuhyun menikmati suasana dapur yang mulai hidup. Sambil
tersenyum, namja berkulit putih itu masuk ke kamar untuk mengambil PSP nya. HP
Sungmin tergeletak begitu saja di nakas samping tempat tidur. Apakah Sungmin hyung yang mengirim sms
kepada Teuki hyung? Rasa ingin tahu Kyuhyun sangat besar. Itu sebabnya ia
sering mencoba mengintip kertas yang dipegang MC jika berdiri bersebelahan. Tetapi
diurungkannya niatnya mengintip HP Sungmin dan beranjak keluar.
Di ruang tengah, Eunhyuk, Ryeowook, Yesung, Donghae
dan Shindong duduk di sofa masih dengan baju tidur. Mereka terlihat lemas tapi
wajahnya sudah tidak terlalu pucat dan demamnya juga mereda. Siwon sibuk
mengantarkan bubur ke ruang tengah untuk di santap. Leeteuk sendiri masih
membereskan dapur yang seperti kapal pecah itu.
“Syukurlah Teuki hyung datang. Aku nggak sanggup
lagi menghadapi si evil magnae itu.”
Suara Eunhyuk membuat langkah Kyuhyun terhenti.
Berbeda dengan kamar Eunhyuk dan YeWook yang langsung berhadapan dengan ruang
tengah dan dapur, kamarnya dan Sungmin harus melewati kamar mandi sebelum
terlihat dari sana. Tak ada yang menyadari kehadiran Kyuhyun yang bisa
mendengar mereka dengan jelas.
“Mengerikan! Aku pikir ia akan memaksaku
melakukan....” Ryeowook tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Ia bergidik
sambil memeluk bantal sofa erat-erat.
“Buburnya enak.” Yesung bergumam kepada diri
sendiri, membuat semua menggelengkan kepala melihat kelakuan ‘Artist vocal chord’ itu yang suka tidak nyambung.
“Ne. Bubur ini enak sekali!” seru Donghae
saat menyantap buburnya. Membuat Eunhyuk memasang ekspresi kesal.
“Hyung, aku boleh minta tambah?” Semua
takjub melihat mangkuk Shindong yang sudah kosong. Leeteuk mengangsurkan sebuah
mangkuk bubur lagi, kali ini dia mengisinya lebih banyak. Siwon pun ikut
bergabung di ruang tengah.
“Kau lihat sendiri kan, hyung, dia
mengurung Choco-ku dan yang lain di kandang!” Eunhyuk kini mulai menangis,
kesal karena Donghae masih saja asyik menyantap bubur dan bukan menghiburnya.
Melihat itu Donghae menghentikan makannya dan menepuk-nepuk kepala Eunhyuk.
“Kadang aku berharap seandainya magnae kita bukan Kyuhyun…”
“EUNHYUK-AH!!!”
Hardikan Leeteuk membuat Eunhyuk berlindung
di balik Donghae.
“Jangan marah, Teuki hyung, aku yakin Hyukkie
tidak benar-benar merasa begitu. Kondisinya sedang tidak enak dan ia merasa
tertekan.” Donghae membela Eunhyuk. Meski begitu ia menoleh ke arah sahabatnya
dengan tatapan menegur. “Jangan berkata yang tidak-tidak jika sedang emosi. Ini
buburmu, makanlah. Kau ada jadwal sore ini di SUKIRA, bukan?”
“Mianhe, Teuki hyung… Aku salah bicara,”
kata Eunhyuk nyaris berbisik. Ia menyantap buburnya dengan pelan.
Leeteuk menghela nafas. Ia tahu Eunhyuk
tidak serius dengan ucapannya. Saat 2007 mereka berempat mengalami kecelakaan
parah, Eunhyuk lah yang mendampingi Kyuhyun berdoa sebelum mengalami koma.
Eunhyuk juga yang pertama memeluk Kyuhyun ketika kembali ke dorm dan mengatakan
bahwa ia menyadari Kyuhyun adalah member SUJU yang sangat berarti buatnya, sama
seperti yang lain.
Namun tidak begitu yang dirasakan Kyuhyun
dari balik dinding. Dia sedikit shock mendengar percakapan tadi. Kakinya terasa
berat untuk melangkah. Tangannya yang memegang PSP bergetar. Matanya terasa
panas karena menahan air mata yang hampir keluar. Jadi itu yang hyungdeul pikir tentangku?
Namja itu hendak kembali ke kamarnya ketika
ia mendapati Sungmin telah berdiri di belakangnya entah sejak kapan. Ketika
Sungmin tersenyum lembut menenangkan dan merangkul pundaknya, ia tahu Sungmin
juga mendengar semua percakapan tadi. Kyuhyun
harus memaksa kakinya melangkah karena Sungmin tetap merangkulnya sambil
berjalan ke ruang tengah.
Suasana sempat hening
ketika keduanya bergabung. Masing-masing sibuk dengan pikirannya sendiri.
Leeteuk mengangsurkan semangkuk bubur kepada Sungmin dan semangkuk nasi untuk
Kyuhyun. Lauk dan kimchi diletakkan di tengah meja agar mereka semua mudah
mengambilnya.
“Terima kasih buat
buburnya, Wookie-ah. Badanku terasa enak sekarang. Kaldu ayam dan jahenya
sungguh terasa,” kata Shindong puas.
“Eomma-ku juga
membuat yang seperti ini jika aku sedang sakit flu.” Donghae mengangguk setuju.
“MWO?” Ryeowook yang
baru saja selesai makan memandang heran. “Bukan aku yang membuat bubur. Tadi
malam aku juga terkapar karena flu.”
“Lalu, bubur ini dari
mana?” tanya Eunhyuk.
Ketika semua ribut
membahas asal muasal bubur, mereka tak menyadari Leeteuk yang membuang muka
untuk menghindari tatapan tajam sepasang mata yang mengirim SMS kepadanya tadi
malam. Ia sangat lelah sehabis merawat Donghae dan Shindong sehingga tidak
menyadari ada pesan masuk.
“Itu Kyuhyunnie yang
mencarinya untuk kalian,” kata Leeteuk .
Suara-suara ribut itu
langsung hilang. Tinggal suara sumpit Kyuhyun yang tengah mengambil lauk yang
mengisi keheningan itu. Tampaknya sang magnae tidak ambil pusing dengan suasana
sekitarnya. Ia masih kesal dengan percakapan yang ia dengar tadi.
Eunhyuk tiba-tiba
berjalan ke arah Kyuhyun dan merangkulnya dari belakang, membuat Kyuhyun yang tengah
memasukkan makanan ke mulutnya nyaris tersedak. “Aish! Kau ingin membunuhku,
Eunhyuk-ah?!” Kyuhyun sedang tak ingin memanggil namja itu dengan sebutan hyung.
Didorongnya Dancing Machine SUJU itu menjauh.
“Gomawo, Kyuhyunnie…
Aku tidak tahu kalau kau….”
“Tidak perlu meminta
maaf,” kata Kyuhyun tanpa menoleh, kembali mengambil lauk dengan sumpitnya.
“Apapun yang kulakukan, hyungdeul hanya menganggapnya sebuah keisengan.”
Sia-sia Kyuhyun
menyembunyikan suaranya yang bergetar. Ia benci dengan dirinya hari ini. Ke
mana ketenangan yang selama ini bisa ia tunjukkan? Sekesal dan sesedih apapun
ia bisa menyembunyikan dibalik senyum dan ulah jahilnya. Tapi hari ini ia
merasa sangat rapuh. Noona, eomma,
appa…aku sungguh merindukan kalian.
Mata namja itu mulai
berkaca-kaca. Kesal dengan tubuhnya yang tidak bisa diajak bekerjasama, Kyuhyun
menaruh mangkuk dan sumpitnya dengan sedikit keras, lalu bergegas menuju
kamarnya. Ia tak menghiraukan panggilan hyungdeulnya. Pintu kamar pun dibanting.
“Tadi dia mendengar
percakapan kalian sebelum aku memaksanya makan pagi.” Sungmin mencoba
menjelaskan kepada hyung dan dongsaengnya yang terlihat bingung. Wajah Eunhyuk
memucat. “Coba kalian lihat ke koridor depan… Kyuhyunnie memindahkan mereka ke
kandang ketika tidur, supaya ia tak perlu repot saat memberi makan dan minum.
Bukankah kalian tahu ia tak pandai berurusan dengan binatang?”
“Tapi…tapi dia
bilang….”
“Sejak kapan
Kyuhyun-ah bisa berkata manis?” Sungmin menggeleng kesal. “Kita yang harus bisa
memahami alasan dibalik semua tingkahnya.”
Suara bel membuat
semua menoleh ke arah pintu. Siwon membukanya, mempersilahkan Uisa dan manager
hyung masuk. Meja segera mereka bereskan supaya Uisa bisa memeriksa dengan
nyaman.
Satu per satu member
yang sakit diperiksa.
Kyuhyun yang
mendengar bunyi bel juga ikut keluar. Meski ia hanya diam dengan aura gelap
yang menandakan ia tak ingin diajak bicara siapapun, matanya mengawasi semua
yang terjadi. Ia sedikit tersenyum ketika Eunhyuk merajuk tidak ingin disuntik
antibiotik meski nanti siang jadwalnya padat hingga sore. Wajahnya sedikit
serius saat giliran Sungmin diperiksa. Ia terlihat lega ketika Uisa kembali
menyatakan Sungmin hanya terkena flu, sama seperti yang lain.
Merasa haus, Kyuhyun
beranjak ke dapur. Tapi entah mengapa, jendela tempat piala-piala di pajang
menarik perhatiannya. Saat ia mendekat, sesuatu di luar jendela itu membuatnya
menajamkan pandangan matanya. Sebuah mobil yang sangat ia kenal tengah di parkir.
Tak berapa lama ke luar tiga sosok tubuh yang bisa ia kenali meski pun dari
jendela lantai 11. Appa! Eomma! Ahra
Noona?! Ada apa mereka ke sini?
Belum hilang rasa
terkejutnya, Kyuhyun tiba-tiba tersentak oleh rasa sakit dan kontraksi kuat pada
otot lengan, kaki, perut, dan punggungnya. Ia jatuh ke lantai. Tubuhnya bergelung
seperti janin. Jari-jari tangannya menempel satu sama lain. Hanya matanya yang
bisa mengerjap di antara tarikan nafasnya yang sesak.
Ommo! Apa yang
terjadi? Aku tidak mungkin stroke!... Appa, eomma, Ahra Noona…aku tidak mau
mati seperti ini sebelum meminta maaf kepada kalian… Mianhe… Jeongmal mianhe….
Suara jatuh yang keras
itu membuat semua menoleh. Siwon yang larinya sangat cepat tiba lebih dulu dari
yang lain dan langsung menarik Kyuhyun ke pangkuannya. Tetapi namja tampan itu
panik saat menyadari tubuh dongsaengnya tertekuk kaku.
Leeteuk mencoba
menggoncang tubuh Kyuhyun, namun magnaenya hanya mengernyit menahan sakit. Tak
ada suara yang keluar, meski mulut Kyuhyun tampak bergerak, berusaha menarik
nafas lewat mulut.
Eunhyuk memegang
tangan Kyuhyun dan menangis keras saat tangan itu tetap menekuk dengan jemari seperti menempel. Ia sama sekali tidak bisa
membuatnya lurus kembali. Ia menoleh ke arah Donghae, namun Donghae hanya bisa
menangis sambil ikut memegang telapak tangan Kyuhyun yang menyatu, menggosoknya
supaya tangan yang dingin itu menjadi hangat.
Yesung, Sungmin,
Ryeowook dan Shindong sibuk memanggil nama dongsaengnya memintanya untuk
bangun. Kyuhyun mendengar tangisan dan teriakan itu dengan perasaan bercampur
aduk. Mianhe, hyungdeul… Aku selalu
membuat kalian susah… Aku selalu membuat kalian tertekan oleh ulahku… Tapi aku sungguh-sungguh
senang menjadi magnae kalian… Tolong jangan berpikir untuk menggantiku dengan
yang lain…
Air mata yang sudah
ditahannya sejak tadi kini mengalir bersamaan dengan kesadarannya yang
menghilang. Suara teriakan member SUJU yang lain, juga suara bel di pintu dorm
tidak bisa terdengar olehnya lagi.
TBC
Ada apa dengan
Kyuhyun?
Kenapa ia
mendadak sakit seperti itu?
Terima kasih
buat semua yang sudah membaca (^_^)
Tolong
reviewnya,
setidaknya saya
jadi tahu kalau ada yang kurang dari fanfic ini,
dan membuat
saya senang melanjutkannya hingga akhir.
kamsahamnida
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment