Choices chapter 4 (END)

Choice

Ketika Kyuhyun Harus Memilih

Chapter  4


                Kyuhyun terbangun dan menemukan dirinya berada di ruangan serba putih. Apakah aku sudah mati? Ah, tidak…ini rumah sakit! Dipandangnya jendela lebar di  kedua sisi ruangan yang menghadap ke luar dan ke halaman dalam. Sebuah sofa dan meja kecil menghias sudut ruangan.  Di dinding yang berhadapan dengannya terdapat sebuah pesawat televisi yang tergantung.
            ANDWAE! Bagaimana mungkin aku ada di rumah sakit? Aku tidak suka rumah sakit! Mengapa mereka membawaku ke sini?

            Seorang perawat masuk ketika kepanikan mulai melanda Kyuhyun. Tangan kirinya yang tengah diinfus membuatnya sulit bergerak. Ia berusaha untuk duduk. Yeoja berpakaian serba putih itu segera membantunya.
            “Aish! Mengapa tidak ada seorang pun yang menunggui Anda?”
            “Apa maksudmu?”
            “Tuan Cho dibawa ke sini sejak kemarin, tapi semua langsung pergi begitu saja. Katanya mereka ada jadwal yang tidak bisa dibatalkan. Namun hingga hari ini, tak seorang pun yang muncul.”
            Tidak mungkin… Mereka tidak mungkin meninggalkanku sendirian begini… Pasti ada hyung yang bisa menjagaku bergantian, bukan? Jadwal kami tidak selalu bersamaan… Setidaknya Teuki hyung akan menghubungi appa dan eomma…
            “Ba…bagaimana dengan keluargaku? Apa mereka datang?”
            Perawat itu menggeleng dengan wajah prihatin. “Mereka ikut mengantar Anda kemarin. Tapi malamnya pulang juga karena harus mengantar kakak Anda hari ini ke Bandara. Mereka menitipkan kartu ini untuk Anda, Tuan Cho.  Ah, sebentar, aku ambilkan makan siang dulu.”
            Kyuhyun tidak menyahut, ia sibuk memikirkan kondisinya saat ini. Hal yang terakhir yang ia ingat adalah rasa sakit yang membuat tubuhnya kaku. Tapi kini tubuhnya sudah dalam kondisi normal kembali, hanya terasa lemas saja. Bagaimana mungkin mereka meninggalkanku sendirian di sini? Kyuhyun pun membuka kartu yang tadi diberikan padanya.
            ‘Cho Kyuhyun!  Noona kecewa padamu! Kau telah membohongi aku, Appa dan Eomma! Kau lebih memilih member SUJU dari pada kami… Kami merasa disisihkan…   Sampai kau meminta maaf, kami tak akan menemuimu. Biar hyungdeulmu saja yang menjagamu selama dirawat. Aku kembali ke Australia... Kuharap lain kali kau berpikir lebih matang sebelum memilih!’
Masih shock dengan tulisan Ahra noona di kartu itu, pintu kembali terbuka, namun yang masuk adalah manager hyung. Namja itu duduk di sebelahnya dengan wajah serius. Kadang terlihat sedikit bingung.
            “Manager, hyung, ada apa? Kau terlihat aneh. Kemana hyungdeul? Apa mereka akan datang nanti?”
            Pertanyaan beruntun itu membuat manager hyung terlihat semakin gelisah. “E,…Kyuhyun sshi…”
            Kyuhyun sshi? Sejak kapan manager hyung seresmi itu saat tidak ada orang lain? Bukankah manager hyung selalu menganggap mereka keluarga sendiri? Bukankah itu yang menyebabkan member SUJU juga menganggap namja itu bukan bawahan mereka yang bisa mereka paksa mengikuti keinginan mereka? Bahkan setiap bertemu, mereka memiliki salam khusus yang menurut Kyuhyun sangat aneh.
            “Manager hyung, jangan membuatku bingung… Tolong katakan ada apa? Aku baik-baik saja, bukan?”
“Ne. Kamu hanya terkena dehidrasi berat sehingga mengalami kejang otot . Begitu Uisa menyuntikkan vitamin dan memberi cairan infus, otot2 di seluruh tubuhmu bekerja normal kembali.”
“Jadi apa yang membuatmu gelisah?”
Manager hyung menyodorkan sebuah map yang sejak tadi dipegangnya begitu keras, sampai-sampai nyaris menekuknya. Kyuhyun membuka  map itu dan membaca isinya. Tangan Kyuhyun yang memegang map bergetar. Berkali-kali ia membaca kalimat yang tertera di sana, namun tak ada satu pun yang berubah.
“Ma…manager hyung? Ini…surat pengunduran diri? Aku…diminta menantangani surat ini?”
“Mianhe, Kyuhyun-ah!” Sang manager duduk sambil membungkukkan tubuhnya dalam-dalam. “Aku sudah berusaha menolaknya, tapi itu sudah keputusan pihak SM dan disetujui oleh member SUJU yang lain.”
“Hyungdeul setuju?” Kyuhyun merasa air mata mulai menutupi pandangannya. Ia kembali membaca kalimat pada map itu. Karena kesehatan yang sering naik turun sehingga mengganggu aktifitas SUPER JUNIOR, maka Saya yang bernama Cho Kyuhyun, memutuskan untuk mengundurkan diri. Ini adalah keputusan yang Saya ambil tanpa tekanan pihak mana pun.
“Aku ingin menghubungi Teuki Hyung! Tolong sambungkan aku dengannya, Manager Hyung!” Kyuhyun memohon sambil mengguncangkan lengan namja itu. “Ini pasti ada yang salah… Hyungdeul tidak akan melakukan hal ini… Teuki hyung tidak akan membiarkan anggota SUJU berkurang lagi!”  
Melihat Kyuhyun seperti itu, manager hyung menangis dengan keras, membuat Kyuhyun berhenti mengguncangnya. Kenyataan menyakitkan mulai memasuki benaknya.  Ini bukan sebuah kesalahan…?
“Sampai kau menandatangani surat itu dan resmi keluar dari SM, mereka tidak akan mengadakan kontak denganmu, Kyuhyun-ah.” Manager hyung kini memeluknya keras, membuat bahunya basah dengan air mata. Kyuhyun sendiri tidak bisa menangis…matanya terasa panas, tapi air mata hanya menggenang di pelupuk matanya. Hatinya sangat sakit. Tak pernah sekali pun ia membayangkan hal ini akan terjadi.
            “Tak apa, manager hyung… Ini bukan salahmu.” Kyuhyun mencabut pena yang ada di saku manager hyung dan menandatangani surat pengunduran diri tersebut. Perlu usaha keras agar tangannya tidak gemetar. “Bawalah ini, dan tolong selesaikan dengan cepat.”
            “Kyuhyun-ah…”
            “Dan tolong tinggalkan tempat ini. Aku ingin sendiri.”
            Manager hyung enggan beranjak, namun Kyuhyun sudah berbaring sambil membelakanginya. Begitu pintu terdengar menutup, Kyuhyun terisak di atas bantalnya. ANDWAE! Aku tidak ingin begini! Aku memang sering sakit sejak kecelakaan 2007 lalu. Tapi bukankah aku sudah berusaha sekuatku untuk tetap berdiri bersama member yang lain? Bukankah aku sering memaksa bekerja meski kondisi tubuhku sudah berteriak minta berhenti? Tak masalah meski aku sering ambruk karena hal itu. Seberapa besar pun rasa sakit yang harus aku tahan, aku sanggup. Aku tak ingin menjadi beban di Super Junior yang sudah menjadi keluarga keduaku.
            “Hyung…Hyungdeul…kumohon, jangan keluarkan aku dari Super Junior.” Kyuhyun terisak keras. ”Eunhyuk hyung…aku akan bersikap manis padamu, tapi tolong jangan katakan kau ingin menggantiku dengan orang lain. Jebal… Jebal, hyung… Jangan menyuruhku meninggalkan kalian…”
            Rasa sesak dan sakit memenuhi hatinya, membuat Kyuhyun menangis begitu keras, apalagi saat ia teringat keluarganya yang juga kecewa padanya. Air mata namja itu semakin deras. “Jebal, hyung… Jangan meninggalkanku… Jebal…”
“PABO! Siapa yang akan meninggalkanmu?!” Seseorang menarik Kyuhyun dengan kuat dan memeluknya. Pelukan itu membuat Kyuhyun merasa sesak. Namun Eunhyuk tidak mengendurkan pelukannya, justru ikut menangis bersamanya. Ah, tidak…mata Dancing Machine SUJU itu sudah bengkak, menandakan ia sudah lama menangis. “Jeobal mianhe, Kyuhyunnie… Mianhe kalau kata-kataku melukaimu. Aku tidak bersungguh-sungguh dengan ucapanku. Kau magnaeku yang berharga.”
Kyuhyun mengerjap. Ia tertegun melihat perubahan di sekelilingnya. Dinding serba putih yang tidak ia sukai itu tidak ada, berganti dengan dinding warna pink. Ia pun terbaring di ranjangnya sendiri, sementara hyungdeul duduk berkeliling di sekitarnya. Mata mereka basah seperti habis menangis, kecuali Sungmin hyung. Namun sorot mata hyung kesayangannya itu tampak begitu sedih meski tak ada air matanya yang keluar.
Satu-satunya yang sama dengan mimpi tadi adalah tubuhnya yang sudah kembali normal dan selang infus di tangan kirinya. Sebuah tiang untuk menggantung botol infus diletakkan di dekatnya. Namja itu meringis. Sepertinya hanya dia yang punya benda seperti itu di dorm karena kondisi tubuhnya yang suka turun drastis.
“Aku…tidak di rumah sakit?” Kyuhyun mencoba meyakinkan dirinya.
Pertanyaan Kyuhyun membuat semua memandang dengan kuatir. Eunhyuk melepaskan pelukannya. “Ommo…kau tidak apa-apa Kyuhyunnie? Apa kepalamu terbentur?” Leeteuk mengelus kepala Kyuhyun dengan cemas. “Kau tadi menangis dan mengigau.”
Sungmin menumpukkan beberapa bantal di kepala tempat tidur, membantu Kyuhyun yang tadi ditarik ke posisi duduk agar bisa bersandar dengan nyaman.
“Jadi…aku juga tidak dikeluarkan dari Super Junior? Surat pengunduran diri yang kutandatangani tadi?”
“Surat apa?” Manager hyung tampak bingung saat hyungdeul menatapnya dengan pandangan membunuh. “Kalian kan tahu aku sedari tadi di sini… Kyuhyun juga baru sadar setelah 1 jam yang lalu pingsan.”
“Kau dengar, Kyu? Tidak ada surat pengunduran diri. Kalau pun ada, kami akan mati-matian mempertahankanmu.” Sungmin yang duduk di sampingnya merangkul Kyuhyun erat.
“Ya. Kecuali Tuhan yang mengambilmu, kami tidak akan membiarkanmu pergi ke mana pun. APPO!!!” Siwon meringis ketika beberapa tangan memukulnya dengan keras. “Bukankah aku benar? Siapa yang bisa mencegah jika Tuhan yang mengambil uri-Kyuhyun?”
Kali ini pukulan-pukulan yang mengenainya jauh lebih keras dari tadi, membuat Siwon kesakitan dan menutup mulutnya. Kyuhyun tak bisa menahan tawa melihat semua itu. Wajahnya yang pucat mulai sedikit memerah, membuat hyungdeul sedikit berterima kasih pada Siwon yang teronggok di sudut sambil mengelus kepala dan punggungnya yang sakit.
“Ah…”
Desahan bernada sedih itu membuat semua kembali menoleh ke arah Kyuhyun. Magnae mereka kembali memandang semua hyungnya dengan pandangan cemas. “Kondisi tubuhku sering tidak baik… Memalukan, hanya seperti ini saja aku sudah ambruk… Aku, apakah aku membebani kalian, hyung…?”
“TENTU SAJA TIDAK!!!”
Kyuhyun terpaksa menutup kupingnya yang berdenging karena teriakan hyungdeul. Mereka memandangnya dengan pandangan – jangan-berpikir- yang-aneh-aneh-atau kami-akan-membuatmu-menyesal. Namja itu meringis salah tingkah.
“Hei, ayo kita keluar. Ada yang ingin bertemu Kyuhyun juga, bukan?” Yesung menepuk bahu Leeteuk, membuat leader SUJU itu tersadar. Ia segera memberi isyarat agar mereka semua keluar.
“Hyungdeul, kalian mau ke mana? Siapa yang ingin menemuiku?”
Kyuhyun berhenti bertanya saat tiga sosok yang ia rindukan memasuki kamar. Eomma tampak berusaha tersenyum. Matanya juga bengkak karena menangis. Appa merangkul pundaknya menenangkan. Cho Ahra menghampirinya dengan langkah kaki sedikit dihentak. Ketika tiba di sisi ranjangnya, yeoja cantik itu menolakkan kedua tangan di pinggang rampingnya.
“CAPTAIN CHO! SEJAK KAPAN KAU BERANI MEMBOHONGIKU? APA KAU SUDAH BOSAN HIDUP?!” Tiba-tiba Ahra noona menghambur memeluknya, sehingga Kyuhyun harus menjaga agar selang infusnya tidak tertarik. Bahunya langsung basah oleh air mata. Bisa dirasakannya tubuh noona-nya bergetar karena menangis. “Mianhe, …aku bukan noona yang baik sehingga kau tidak bisa bersandar padaku. Aku justru yang selalu curhat dan kau mendengarkanku tanpa mengeluh…”
“Noona… Bukan begitu,” kata Kyuhyun sambil mendorong Ahra agar bisa bertatapan dengannya. “Noona adalah noonaku yang paling hebat. Aku hanya malu dan merasa bersalah tidak memilih kalian. Tapi sungguh, itu bukan berarti kalian tidak penting.”
Wajah Kyuhyun sedikit menegang. Tanpa sadar, tangannya menggenggam selimutnya. Bagaimana jika appa, eomma dan Ahra noona merasa tersisih? Bagaimana jika mereka kesal dengan apa yang aku pilih?
“Appa mengerti.” Kata-kata itu membuat Kyuhyun mengangkat wajahnya, memberanikan diri menatap wajah sang appa. Lelaki setengah baya yang masih tampak gagah itu membimbing istrinya untuk duduk. Ia sendiri berdiri di dekat mereka sambil tersenyum. “Appa bangga, kau sudah bisa menentukan prioritasmu. Kalau Appa ada di posisimu, Appa juga akan melakukan hal yang sama.”
“Ne. Eomma juga bangga padamu. Tapi lain kali, kau harus berterus-terang. Kami pasti bisa mengerti keputusanmu, Arra?”
“Arraseo, Eomma. Mianhe.” Kyuhyun meraih tangan ibunya dan menepuknya pelan. Hatinya merasa bersalah karena meragukan keluarga yang ia cintai. “Aku akan jujur kepada kalian. Aku berjanji.”
“Tapi lain kali, kau harus memilihku! Harus!” Ahra noona merajuk, membuat appa dan eomma mengelus rambut putri mereka dengan gemas. “Aku kan kangen dengan Captain Cho-ku.”
“Ne. Lain kali aku akan menghabiskan liburku denganmu, Noona.”
Eomma bangkit berdiri. “Kata Uisa, kau kelelahan dan kurang minum dalam waktu lama. Sesibuk apapun, kau jangan lupa minum. Apalagi…”
“Apalagi dia ini titisan gentong air.” Ahra menyambung sambil tergelak. Kyuhyun memang selalu minum banyak, sangat banyak malah. Sebelum bernyanyi dia bisa minum berbotol-botol air. Yang lain ikut tertawa.
“Ahra, bantu eomma membereskan barang-barang,” kata Appa. Ia tersenyum menatap putranya yang menatap dengan heran. “Kami akan menginap di sini sampai besok sore. Appa sudah mengosongkan jadwal. Tak ada salahnya sesekali kami yang mengunjungimu.”
“Appa tidur di mana?”
“Appa akan tidur di kamar Eunhyuk bersama Eomma. Ahra di sini bersamamu. Hyungdeulmu yang mengaturnya tadi.”
“Hyungdeul?”
“Ne. Tadi pagi, kami menerima telpon yang menjelaskan kenapa kau tidak jadi pulang mengunjungi kami. Hyungmu berharap kami bisa datang berlibur ke sini. Ternyata kau justru jatuh sakit.”
“Aku sudah merasa sehat, Appa.”
“Tapi istirahatlah dulu sampai cairan infusmu habis. Kata Uisa, setelah sebotol itu masuk, kau sudah tidak apa-apa. Karena itu beliau pulang.” Kyuhyun mengiringi ketiganya dengan pandangan mata hingga keluar kamar.
Leeteuk bergegas masuk. Ia duduk di samping ranjang, memperhatikan Kyuhyun yang tengah mengambil PSP dari nakas.
“Ada apa, Hyung?”
“Mmm…aku tak ingin kau merasa sendirian dan ditinggalkan.”
Semburat merah langsung menghiasi wajah Kyuhyun. Pasti dalam igauannya ia sudah berkata yang tidak-tidak. Ia hendak memainkan PSP nya saat teringat hal yang mengganggunya tadi malam.
“Hyung… Memangnya hyung mendapat SMS apa dan dari siapa?”
Teuki hyung mendadak gelisah. “Mianhe, Kyuhyunnie… Aku melupakan apa yang Hangeng katakan saat terakhir bersama kita. Aku tak akan mengulanginya lagi.”
Kening Kyuhyun berkerut, namun Leeteuk tampak tak ingin membahasnya. Jadi ia kembali melanjutkan bermain PSP sementara Leeteuk duduk di sebelahnya sambil mengutak-atik HP. Membuat status twitter terbaru. Hmm, berarti bukan Sungmin hyung…
“Kyuhyunnie, ini ginseng. Minumlah.” Yesung masuk dengan secangkir ginseng hangat. “Teuki hyung, bukankah kau ada jadwal sebentar lagi?”
“Ne. Kyuhyun-ah, hyung pergi dulu.” Siwon yang akan ikut bersama Leeteuk melambaikan tangan dari pintu untuk berpamitan.
Yesung duduk menunggu sampai Kyuhyun menghabiskan minumannya. Sungmin masuk dan menggantung ransel Kyuhyun yang sejak kemarin teronggok di sudut kamar.
“Sungmin hyung…”
“Wae yo, saeng?” Sungmin duduk di sisi tempat tidur yang lain.
“Terima kasih sudah menelepon keluargaku.” Sungmin memasang muka heran. “Jangan berpura-pura, Hyung. Cuma raja aegyo yang bisa membujuk appa libur 2 hari untuk datang kemari.” Kyuhyun tertawa melihat Sungmin menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Yesung hyung…”
“Hm?”
“Kau menulis pesan apa sehingga Teuki hyung ketakutan begitu?”
Yesung memiringkan kepalanya yang besar seakan mengumpulkan otaknya yang sempat tercerai-berai. Ketika ingatannya sudah terkumpul, ia terkikik sendiri. “Kyuhyunnie hendak menemuimu. Kami semua sedang sakit. Ingat pesan Hangeng! Kalau sesuatu terjadi pada uri-magnae, aku akan membuat hidupmu tidak tenang!”
Wajah pemilik suara emas itu menjadi keruh dan dikeliling aura gelap, teringat sms yang ia kirim hanya sia-sia. Itu ia ketahui saat menemukan Kyuhyun kembali dengan wajah bingung dan membatalkan kepulangannya. Leeteuk tadi menangis memohon ampun padanya saat Kyuhyun tak sadarkan diri.
Sungmin dan Kyuhyun menatap Yesung yang masih menampakkan wajah puas dengan sedikit merinding. Pantas saja Leeteuk terlihat panik. Cuma Yesung yang bisa membuat sang leader sangat ketakutan, meski Leeteuk pernah mengatakan bahwa ia paling takut dengan Kyuhyun.
“Padahal Hankyung hyung sudah memperingatkannya…,“ desis Yesung dengan suara berat dan pandangan tajam ke arah dinding kamar, entah menatap apa. “Sejak SUJU terkenal dan job kita padat, Teuki hyung hanya sempat memperhatikan Eunhyuk  yang bersama di SUKIRA dan penghuni dorm 12.”
Wajah Yesung tampak semakin gelap. “Hankyung hyung meminta Teuki hyung memperhatikan dorm 11 juga. Tapi apa yang dia lakukan?! Apa ia tak takut? Bagaimana jika semua penghuni lantai ini kubuat menjadi sepertiku?!”
Yesung tidak menyadari kedua dongsaengnya bertatapan dengan mimik ngeri. Sungmin bangkit berdiri, mendekati Yesung dan mengajaknya ke luar kamar. Ia tak ingin kamarnya dan Kyuhyun menjadi ber-aura aneh juga.
Tak ingin sendirian, Kyuhyun menyeret tiang botol infusnya sambil berjalan ke luar. Ia tersenyum melihat keramaian di dorm mereka. Eunhyuk dan Donghae sedang berebut remote televisi. Ryeowook memijit punggung Yesung agar aura gelapnya menghilang. Shindong sibuk mencicipi masakan eomma. Sungmin tengah mengajak appa berdiskusi tentang bahasa nggris yang dipelajarinya akhir-akhir ini. Ahra dan Eomma menata makanan yang mereka bawa dari rumah. Beberapa mereka simpan di lemari pendingin.
“Aku pulang!” seru Leeteuk yang diikuti Siwon. Ia menghempaskan tubuhnya ke sofa. “Acaranya dibatalkan. Ada kesalahan teknis, jadi diundur besok. Lumayan, bisa istirahat sebelum ke SUKIRA.”
“Kyuhyunnie, kau sudah boleh bangun?” Pertanyaan Siwon membuat semua menoleh ke arah Kyuhyun. Bergegas mereka menghampirinya, menuntunnya ke sofa, semua berusaha membuat Kyuhyun merasa nyaman.
Seandainya kami bertiga belas, juga Zhoumi dan Henry bisa berkumpul seperti ini… Meski hanya satu dua jam saja, …rasanya pasti menyenangkan. Tapi ini pun sudah cukup.
Mendadak Kyuhyun tak bisa menahan air matanya. Ia menangis terharu. Ketika hyungdeul bertanya dengan cemas, ia hanya menggeleng sambil tersenyum. Dipeluknya hyungdeul yang berada di dekatnya. Mereka semua segera berpelukan menjadi satu diiringi pandangan maklum dari appa, eomma dan Ahra.
Hyungdeul, aku tak pernah menyesali pilihanku. Kalian juga orang yang penting buatku. Jalan kita ke depan tidak selamanya mudah. Namun apapun yang terjadi, kita akan mencoba bertahan, arrachi? 
END

Akhirnya fanfict ini selesai juga.
Maaf jika geje dan aneh.
Tolong reviewnya ya, rider.
Cuma itu yang author minta sebagai penyemangat untuk cerita berikutnya
Kamsahamnida


Banyak isu di luar tentang pertikaian antara sesama member SUJU
Tapi dari yang author lihat,
Itu hanya pertikaian antar saudara yang justru menandakan mereka akrab.
Hangeng saja masih memasang foto SUJU ber-13 dan SUJU M di kamarnya.
Semoga suatu saat semua bisa berkumpul kembali seperti semula.

Author bukan fans SUJU sejak awal,
Tapi akan mencoba menjadi fans SUJU sampai akhir.

Super Junior, Hwaiting!