Sarangi Iruhke (Love Like This) chapter 1

resize

Title                 : Sarangi Iruhke (Love Like This) chapter 1
Genre              : Friendship/Brothership
Rating             : Fiction T
Cast                 :  Kyuhyun,  Changmin, Yunho dan member SJ
Disclaimer       : All them belong to themselves and GOD. I own only the plot.
Warning         : Fanfic just Fanfic, typos, geje , if read don’t bash, jangan meng-copy paste meskipun menyertakan nama; Share saja dalam bentuk link ffn, tidak kurang dari itu. Gomawo
Summary        :  Sepenggal kisah pendek mengenai persahabatan Kyuhyun dan Changmin 




Sarangi Iruhke

(Love Like This)

Chapter 1

 

Some other folks might be a little bit smarter than I am
Bigger and stronger too
Maybe
But none of them
Will ever love you the way I do
It's me and you boy
And as the years go by
Our friendship will never die
You're gonna see it's our destiny

Salju tipis menutupi permukaan trotoar di kota Seoul malam itu. Langit tampak cerah bertabur bintang. Orang-orang berlalu lalang dengan pakaian musim dingin yang tidak terlalu tebal. Suasana ceria mendominasi seluruh kota karena tidak ada salju tebal yang mengganggu perjalanan mereka.
Pojangmacha (penjual dengan tenda kecil) tampak di beberapa wilayah, menjajakan berbagai jenis makanan dari yang ringan hingga yang mengenyangkan.  Di salah satu pojangmacha, tampak dua orang namja berdiri sambil mengamati menu yang ditawarkan. Wajah mereka tidak terlihat jelas karena tertutup oleh tudung jaket yang mereka kenakan.
“Tteokbokki satu porsi.”
“Aku pesan tokkebi.”
Sementara menunggu sosis berlapis potongan kentang pesanan Changmin digoreng, Kyuhyun meniup tteokbokki-nya yang tampak mengepul di udara dingin. Ia menyantap kue beras berlumur saus lada merah itu dengan lahap. Changmin tertawa melihat pipi sahabatnya menggembung begitu rupa.
“Changmin-ah, kau seharusnya makan tteokbokki juga,” gumam Kyuhyun di sela-sela kunyahannya. “Ini akan menyerap soju yang ada di perut kita. Dengarkan kata hyung.”
“Arraseo, hyung. Apapun yang kau perintahkan.” Changmin kembali tertawa lebar sebelum memesan tteokbokki.
Entah sejak kapan, Kyuhyun selalu menamakan dirinya sendiri ‘hyung’ jika sedang menasehati Changmin, padahal usia mereka hanya terpaut belasan hari. Bahkan secara managemen, Changmin merupakan senior dari Kyuhyun. Namun namja yang memiliki tinggi badan di atas rata-rata itu tidak merasa terganggu. Ia bahkan merasa senang setiap Kyuhyun melakukannya.
“Ajussi, tokkebi-nya dibungkus saja. Jadikan 10 tusuk. Sausnya tolong dipisah.”
“Mwo?!” Changmin memandang Kyuhyun dengan bingung. Sahabatnya tidak mengatakan apapun lagi, sibuk memesan beberapa jenis makanan lainnya. Akhirnya Changmin memilih diam dan menghabiskan tteokbokki-nya sebelum makanan itu menjadi dingin karena udara malam yang mulai menusuk.
Tak berapa lama kemudian, keduanya berjalan menyusuri trotoar dengan kedua tangan penuh. Kyuhyun membawa sekantung bungeoppang; kue manis berbentuk ikan berisi pasta kacang merah, salah satu makanan favorit masyarakat Korea di musim dingin. Tangan satunya membawa kantung berisi hotteok; pancake mini dengan rasa kayu manis, dan sekantung gungoguma, ubi manis yang dibakar.
“Kenapa kau hanya membawa tiga sedangkan aku membawa empat kantung, Kyuhyun-ah?” Changmin sedikit kerepotan dengan kantung-kantung berisi keripik gurita, keripik cumi-cumi, permen bbokki dan dakkochi (sate ayam) yang dibawanya.
“Ini untuk merayakan tujuh tahun persahabatan kita,” sahut Kyuhyun tanpa menoleh. Kini ia sudah berada di depan Changmin. Kakinya melangkah cepat menuju apartemen yang didiami DBSK, sebelum malam semakin dingin.
“Apakah hari ini?” Changmin menautkan alisnya, mencoba mengingat. Kaki panjangnya melangkah cepat, mencoba menjajari langkah Kyuhyun.
Keduanya memasuki lift. Kyuhyun membantu Changmin menunjukkan kartunya ke alat pemindai. Lift otomatis membawa mereka ke lantai di mana Changmin dan Yunho tinggal.
“Kyuhyun-ah, kau belum menjawab pertanyaanku,” protes Changmin.
“Soal tanggal? Tentu tidak. Kita kan tidak tahu tanggal pastinya. Tapi saat ini kita sudah melewati tujuh tahun.” Kyuhyun tersenyum, memandang Changmin yang masih mencoba mencerna kata-katanya. “Gomawo sudah menjadi sahabatku, Changmin-ah.”
“Eee?!” Changmin tertegun. Langkah kakinya terhenti tepat di depan pintu lift yang kembali menutup. Ia masih terpaku di tempatnya ketika Kyuhyun tiba di pintu  apartemen. Dengan kartu yang sama, Kyuhyun membuka pintu.
“Cepat masuk! Nanti makanannya menjadi dingin.”
Changmin tersadar. Wajahnya berseri ketika berlari menyusul Kyuhyun. Ia melupakan protesnya mengenai keempat kantung yang dibawanya.
“Kyuhyun-ah, aku juga. Gomawo sudah menjadi sahabatku.” Ketika Kyuhyun menoleh, Changmin tersenyum dan membungkukkan tubuhnya. Alhasil beberapa keripik terjatuh dari dalam kantung kertas yg terbuka, meski Changmin bergegas kembali menegakkan tubuh.
“Ya! Changmin pabo! Kenapa kau membungkuk segala?! Lihat, keripik jatah kita jadi berkurang!”
Changmin memandang keripik yang jatuh itu dengan wajah bersalah. “Mianhe, Kyuhyun-ah. Aku terlalu senang tadi. Ah, bagaimana kalau kita membeli gyeranbang (kue telur)?”
Kyuhyun memandang mata yang memelas itu dengan diam, lalu mengangkat bahu. “Sudahlah. Aku rasa kita tidak akan mati kelaparan hanya karena beberapa keping keripik.”
Changmin tersenyum lebar. “Kau sahabat yang pengertian.”
“Tentu.” Kyuhyun mengangguk mantap. “Tapi kau harus mentraktirku minum lain kali.”
“Mwo?!” Mata Changmin langsung terbeliak lebar. “Ya! Kyuhyun-ah! Mana ada beberapa keping keripik diganti minuman?”
Kyuhyun tergelak sampai ia menyadari di mana mereka berada.
“Annyeong,” sapa Kyuhyun sopan begitu melangkah masuk.
“Yunho hyung sedang pergi. Taruh saja di meja dekat TV.” Changmin menyusul masuk setelah mengunci pintu. Ia meletakkan keempat kantung di meja yang ia sebutkan tadi, meraih remote, menyalakan pendingin ruangan dan televisi. Sementara Kyuhyun meletakkan kantung yang dibawanya, Changmin mengambil beberapa botol minuman dingin dan bergabung dengan Kyuhyun di sofa.
Keduanya sibuk menata ketujuh jenis makanan ringan tadi, memberinya saus sesuai kesukaan masing-masing, dan menikmatinya sambil berbicara tentang berbagai macam hal. Tidak jarang keduanya tergelak begitu keras saat ada sesuatu yang sangat lucu.
“Kyuhyun-ah, ulang tahun DBSK sebentar lagi. Kita akan merayakannya bersama kan? Karena bertepatan dengan penampilan kami, bagaimana jika kau berduet denganku? Kita menyanyikan Ichigo seperti waktu di Tokyo.”
“Strawberry.” Senyum Kyuhyun mengembang teringat duet mereka.
“Kyuhyun-ah.”
“Hm?”
“Saat berduet bersamamu, itu sangat menyenangkan. Tidak peduli apakah hasilnya baik atau tidak, dengan berdiri di panggung bersama sahabatku saja, itu sudah sesuatu yang sangat berharga buatku, dan membuatku sangat senang. Apalagi di ulang tahun DBSK ke-10. Kau mau kan?”
Kyuhyun memandang wajah Changmin yang berbinar dengan perasaan bersalah. “Mianhe, Changmin-ah, jadwal SMTOWN Week Super Junior berdekatan dengan jadwal DBSK. Aku tidak bisa. Aku sibuk mempersiapkan perform kami.”
“Sangat sibuk?”
“Sangat sibuk.”
Kyuhyun mengamati wajah Changmin yang berubah muram.
Selama ini mereka selalu merayakan hari debut Changmin bersama-sama. Setidaknya hal itu bisa mengurangi kesedihan sahabatnya yang kini hanya berdua dengan sang leader mengibarkan bendera DBSK. Bahkan saat Kyuhyun melakukan konser KRY di Jepang, Changmin datang dan mereka menghabiskan waktu bersama-sama. Meski lelah karena baru konser sehari sebelumnya, Kyuhyun menyempatkan diri bersama Changmin ke pasar ikan dini hari, untuk membuat ikan bakar bersama-sama.
Tapi tahun ini, Super Junior hanya bersembilan. Aku tidak boleh sakit. Aku harus mengatur waktu istirahat dan perform semaksimal mungkin.
“Gwenchana.”
Kyuhyun menoleh mendengar suara Changmin.
“Gwenchana, Kyuhyun-ah. Aku mengerti. Jangan dipikirkan, arra?” Changmin mencoba memberikan senyum terbaiknya. “Kajja, kita habiskan semua ini.”
Kyuhyun masih terdiam mengamati wajah sahabatnya yang memasukkan berbagai makanan begitu saja ke dalam mulut, seakan hanya itu yang bisa membuat kesedihannya menghilang.
Changmin tertawa pelan, merasa salah tingkah karena sepasang mata hitam itu tidak lepas dari dirinya.  Dengan sedikit gugup, ia melangkah ke lemari pendingin. Namja itu kembali dengan membawa sebuah botol dan dua gelas wine.
Kyuhyun meraih botol itu, membacanya sejenak sebelum membukanya.
“Red wine? Bukankah kau tidak menyukainya?”
“Karena kau menyukai red wine, aku akan belajar menyukainya.” Changmin meraih botol itu dari Kyuhyun, dan menuangkan sedikit ke masing-masing gelas. Ketika Kyuhyun masih terdiam, Changmin memberi kode agar Kyuhyun mengambil gelas bagiannya.
“Perayaan tujuh tahun persahabatan kita, dengan tujuh kantong makanan ringan, dan segelas red wine.” Changmin mengangkat gelasnya sambil tersenyum lebar.
Aku berharap, hal ini bisa berlangsung selamanya. Mata Changmin memanas. Ia ingin sekali mengucapkan kata-kata itu, namun ia sangat takut kalau semua itu suatu saat hanya menjadi sebuah kenangan.
“Changmin-ah.”
Changmin mengangkat wajahnya yang sempat tertunduk, memberanikan diri memandang Kyuhyun meski wajah sahabatnya tidak terlihat jelas karena air mata sudah mengaburkan pandangannya.
“Setiap aku melihat foto kami ber-13 di dorm, hatiku terasa sangat sakit. Hari-hari saat kami masih bersama, saat kami berbagi suka dan duka, semua terbayang begitu jelas. Kadang aku ingin berteriak meminta mereka kembali saat itu juga, karena aku mulai kehilangan harapan. Tetapi hyungdeul,…kami semua, selalu bergantian menguatkan satu sama lain. Kami percaya, suatu saat kami akan kembali bersama. Kau pun harus begitu, Changmin-ah. Kibarkan bendera DBSK selama mungkin. Tidak mustahil suatu saat kalian berlima akan kembali.”
“Kyuhyun-ah…”
Kyuhyun tersenyum lembut melihat air mata Changmin semakin deras, meski namja itu berusaha menghapusnya. “Jangan khawatir mengenai kita. Selamanya, Shim Changmin akan menjadi sahabatku. Meski terpisah, kau tidak usah khawatir.”
“Kau akan mencariku?” Mata Changmin menatap penuh harap.
“Tentu tidak. Kau yang harus mencariku, Changmin-ah.” Kyuhyun mengembangkan smirk-nya. Diangkatnya gelas wine miliknya, dan menyentuhkannya kepada milik Changmin hingga terdengar suara berdenting. “Perayaan tujuh tahun persahabatan kita.”
“Aigoo….” Dengan wajah pasrah, diiringi gelak tawa Kyuhyun, Changmin meneguk wine hingga tandas. Namun akhirnya ia bisa tersenyum kembali melihat wajah Kyuhyun yang terlihat senang. Changmin tidak menyadari, diam-diam Kyuhyun memandangnya dengan perasaan bersalah.
.
Hari Natal sudah tiba, tetapi persiapan SMTOWN Week 2013 menuntut Super Junior berlatih di saat orang-orang berkumpul dengan keluarga masing-masing dalam suasana yang hangat. Meski begitu tak ada perasaan menyesal di hati mereka. Kesembilan namja itu berlatih penuh semangat dengan harapan ELF akan merasa terhibur dengan penampilan mereka nanti.
“Annyeong.”
Sebuah sapaan lembut membuat mereka semua menoleh. Di pintu, seorang namja lainnya berdiri sambil tersenyum. Topi hitam yang bertengger di kepalanya tidak mampu menyembunyikan pandangan matanya yang menyejukkan. Senyumnya melebar melihat kesembilan dongsaengnya terpaku di tempat.
“Merry Christmas! Santa claus datang,” seloroh namja itu sambil merentangkan kedua tangannya.
“Teuki hyung!!!” Donghae langsung menghambur ke pelukan Leeteuk.
Belum sempat Leeteuk balas memeluk, dongsaengnya yang lain satu per satu merapatkan barisan, memeluknya hingga  mereka berlapis-lapis. Leeteuk tertawa sambil mencoba bertahan di tempat. Ujung matanya menangkap Heechul dongsaeng tertuanya yang tengah menyeringai lebar ke arahnya. Saat ia mengarahkan matanya ke arah lain, dongsaeng terkecilnya menatapnya sambil tersenyum. Senyum lembut yang jarang Kyuhyun perlihatkan,  kecuali ia sedang merasa sangat bahagia.
“Chullie.” Leeteuk memanggil setelah dongsaengnya yang lain melepas pelukan mereka. Heechul menghampiri masih dengan seringai lebarnya, memeluk dan menepuk punggungnya pelan, lalu melepaskannya.
“Angel memang selalu muncul di hari Natal,” goda Heechul.
“Aku senang kau sudah bergabung bersama yang lain. Perasaanku menjadi lebih tenang.”
“Ck, kau jangan khawatir berlebihan, Teuki hyung.” Kangin tergelak.
“Ne, apa hyung tidak mempercayaiku?” Eunhyuk berpura-pura kesal, namun sedetik kemudian ia ikut tertawa lebar.
Kedatangan sang leader benar-benar membuat semangat mereka berlipat ganda. Seperti biasa, semua berebut bicara, saling menimpali satu sama lain. Sesekali Leeteuk menatap sesosok tubuh yang berdiri sedikit di luar lingkaran. Kebiasaan namja itu sejak dulu.
“Kyuhyunnie?”
Sapaan Leeteuk membuat yang lain tersadar, dan berhenti bicara. Leeteuk memandang dongsaeng terkecilnya yang sedari tadi tersenyum memperhatikan dari luar lingkaran.
“Apa kau tidak senang dengan kedatanganku?”
“Aniyo.” Sambil sedikit tersipu, Kyuhyun mendekat dan memeluk Leeteuk. Begitu tubuh mereka bersentuhan, Kyuhyun mengeratkan pelukannya, seakan tidak ingin melepaskan kehangatan yang tengah melingkupinya saat ini. Melihat hal itu, hyungdeul yang lain tersenyum maklum.
Leeteuk sendiri balas memeluk sambil tersenyum lebar. Masih jelas diingatannya, saat masa wamilnya semakin dekat, Kyuhyun justru bersikap menjauh dan tidak mempedulikannya. Namun Leeteuk tahu, hal itu Kyuhyun lakukan justru karena tidak ingin berpisah darinya. Menjauh adalah cara Kyuhyun untuk menyembunyikan kesedihannya.
Saat kepergiannya tiba, Kyuhyun tidak berani memandangnya dan hanya memeluk punggungnya ketika mereka semua berpelukan sebelum berpisah. Dan setelahnya, Leeteuk tidak bisa menahan senyum membaca berita dan melihat video di media tentang Kyuhyun saat ia berpamitan di depan ELF. Dugaannya tidak meleset. Magnae-nya masih saja suka menahan diri.
Kesepuluh namja itu kemudian duduk melingkar di ruang latihan.
“Teuki hyung libur?” Shindong bertanya sambil mengangsurkan sebotol air untuk Leeteuk.
“Ne, aku mendapat libur beberapa hari.”
“Hyung akan menonton kami kan?” Ryeowook bertanya penuh harap.
“Akan hyung usahakan. Begitu pula Sunggie. Ia ingin melihat penampilan kalian semua.”
“Yesung hyung juga mendapat libur?” Siwon tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Ia sangat senang hyungnya yang mungil itu akan datang menyaksikan pertunjukan mereka.
“Tidak libur pun, Yesung hyung bisa mendatangi konser kita.” Donghae tersenyum.
“Tapi konser kita mulai jam 3!” cetus Eunhyuk.
“Hari kedua mulai jam 5 sore!” sanggah Donghae.
“Aniyo. Jam 3 sore!” Eunhyuk mulai kesal. “Kau ini, hal sekecil itu saja tidak ingat.”
“Hyukkie benar, Donghae-ah. Konser kita dimulai jam 3. Yesung hyung belum kembali. Dia baru bebas tugas jam 5 sore.” Sungmin menengahi sambil tersenyum lembut. Mendengar hal itu, Donghae tidak membantah lagi. Ia yakin Sungmin mengatakan yang sebenarnya.
“Ommo…aku benar-benar khawatir jika Donghae-ah menjalani wajib militer.” Heechul menggelengkan kepalanya. “Padahal itu jadwal kita sendiri… Tanpa orang lain, dia tidak bisa melakukan apapun.”
“Aku akan mendampinginya!” Eunhyuk langsung merangkul Donghae dengan sikap melindungi, melupakan perselisihan kecil mereka. “Kau jangan jauh-jauh dariku, arra?”
Donghae mengangguk senang.
“Apakah aku boleh ikut?” Siwon berpindah ke tengah mereka dan merangkul bahu keduanya.  “Kita wamil bertiga.”
“TIDAK BOLEH!” seru Donghae dan Eunhyuk serempak, membuat Siwon terpukul. Namja tampan itu melepaskan rangkulannya, memandang mereka dengan wajah pucat, mulut menganga tak percaya, dan pandangan terluka.
Melihat Siwon seperti itu, semua mentertawakan dan memeluknya.
“Siwon pabo,” celetuk Kyuhyun sambil terbahak.
“Ya! Magnae! Jangan kurang ajar terhadap hyungmu!” Heechul menjitak pelan kepala Kyuhyun, namun ikut tertawa. “Tapi aku setuju denganmu.”
Keduanya langsung mengembangkan smirk mereka, membuat semua kecuali Leeteuk mengeluarkan seruan protes.
“Sudah…sudah…, jangan ribut,” lerai Leeteuk. “Kyuhyunie, kau masih ingat waktu mengatai hyung pabo tahun lalu? Apa kau ingin kuberi sanksi lagi?”
Semua kini mentertawakan Kyuhyun yang tersipu sambil meringis, mencoba meluruhkan hati Leeteuk. “Hyung, itu bukan sepenuhnya salahku. Hyukkie bilang, karena Teuki hyung tidak ada di situ, mungkin Siwon hyung ingin mengatakan sesuatu. Jadi….”
“Jadi Kyuhyunie berteriak ‘Leeteuk Pabo’ padahal Siwonie yang ditanya.” Eunhyuk meringis mendapat death glare dari sang magnae.
Meski begitu, mata Kyuhyun langsung berubah saat memandang Leeteuk. Ia juga menampilkan senyum terbaiknya. “Teuki hyung, aku hanya sekali melakukannya padamu. Jangan marah, arrachi?” Kyuhyun mencoba membujuk sementara yang lain mentertawakannya.
Leeteuk mengacak rambut Kyuhyun dengan gemas, sampai magnae-nya mengeluarkan seruan protes.
“Teuki hyung, waktu Siwonie meminta perhatian di twitternya, hyung tahu?”
“Yup, Shindong hyung, aku juga melihatnya. Lengkap dengan tanda seru berlatar kuning.” Donghae menggambarkan dengan penuh semangat.
“Oh ya? Mianhe, hyung tidak selalu membuka twitter.” Wajah Leeteuk tampak menyesal.
“Bukan cuma kami, rasanya banyak ELF yang siap memberi perhatian karena Siwonie memintanya.” Kangin menahan senyum melihat wajah Siwon mulai memerah.
“Dan ternyata semua itu cuma Bugsy.” Ryeowook tertawa kecil.
“Bugsy?” Leeteuk menautkan keningnya.
“Cuma?” Siwon terbelalak. “Hei, Bugsy itu bukan ‘cuma’. Dia sangat kuat dan sehat, dia lucu, dia….”
“Mianhe, apa itu Bugsy?” Leeteuk memotong perkataan Siwon yang penuh semangat.
“Anak anjing, hyung,” ujar Heechul sambil menyeringai.
“Cuma anak anjing?” Leeteuk kini tertegun.
Semua mentertawakan ekspresi Leeteuk sementara Siwon memajukan bibirnya sebagai protes. Padahal ia memperkenalkan Bugsy dengan sepenuh hati, tapi lagi-lagi reaksi member SJ dan ELF membuatnya tidak habis pikir. Sama seperti saat Gaby-nya berubah warna. Mereka tidak mengenali bahwa itu Gaby.  Ia berharap mereka semua sangat antusias seperti dirinya.
Mereka kembali bercakap-cakap dengan riang.  Kyuhyun sendiri lebih banyak tersenyum, tertawa, memperhatikan hyungdeul bergurau satu sama lain. Semua berwajah sedih ketika Leeteuk memberi kode bahwa mereka harus segera berlatih kembali.
“Teuki hyung, bagaimana jika kita berfoto bersama?” pinta Donghae dengan wajah sedih. Selama ini Leeteuk selalu ada di sisinya, tetapi kini mereka sangat sulit bertemu, bahkan sekedar untuk menelepon Leeteuk. “Aku akan menyembunyikan wajahmu di twitter, hyung. Tenang saja.”
“ELF pasti senang melihat keadaan Teuki hyung baik-baik saja.” Sungmin menyetujui ide itu.
“Biar aku yang mengambil gambar.” Heechul menawarkan diri. Ia tahu, dibanding dirinya, dongsaengdeul lebih kehilangan Leeteuk. Meski ia juga menginginkan hyungnya itu bersamanya, ia mencoba memposisikan dirinya sebagai member tertua saat ini.
Leeteuk tersenyum saat Kyuhyun berdiri di sisinya dan merangkulnya dari belakang. Dengan posisi begitu dekat, Leeteuk dapat merasakan ada yang aneh dari magnae-nya.  Kyuhyun terlihat sedikit murung di sela-sela tawanya, dan itu bukan karena dirinya saja.
“Gwenchana, Kyuhyunie?”
“Gwenchanayo, hyung.”
Leeteuk menghela napas ketika Kyuhyun menampakkan senyumnya. Sudah hampir delapan tahun mereka bersama, dan ia tahu magnae-nya tidak dalam keadaan baik-baik saja. Ia mencoba mengingat-ingat jadwal Super Junior, hal yang selalu ia lakukan meski sedang menjalani wajib militer. Namun ia tak menemukan hal yang aneh.
.
            Keesokan harinya, Leeteuk mampir ke Kona Beans untuk membeli kopi sambil menemui sang eomma. Banyak fans menyambutnya. Dengan ramah ia tersenyum dan melambaikan tangan, bergegas memesan beberapa gelas kopi untuk dibawa. Sementara menunggu, Leeteuk tanpa sengaja menangkap beberapa obrolan fans yang datang.
“Ah, yang benar? Changmin sshi menyebut nama Kyuhyun sshi? Apa yang dia katakan?”
“Dia bilang: Sebenarnya aku ingin menyanyikan Ichigo di Korea juga, tetapi nae sarang, Cho Kyuhyun, sangat sibuk.”
“Kyaaaa!!! Changkyu!!!” jerit beberapa orang di antara mereka.
Leeteuk tertegun. Ia melihat kalender dan menyadari hari ini adalah ulang tahun DBSK. Yunho dan Changmin baru saja menyelesaikan SMTOWN Week hari pertama mereka. Leeteuk mulai mengaitkan semua itu dengan sikap Kyuhyun kemarin.

-TBC-

Apa yang akan Leeteuk lakukan selanjutnya?
Mungkin sudah banyak yang tahu hehehe
 Gomawo  sudah membaca ff ini
Kamsahamnida