Sarangi Iruhke (Love Like This) chapter 2

resize
Summary        :  Kau di mana, Caramel macchiato? Tidakkah kau mendengar suaraku? Apakah aku salah mengenali sosokmu tadi? Tapi aku benar-benar merasa melihatmu….


Sarangi Iruhke

(Love Like This)

Chapter 2


Begitu kopi-kopi pesanannya selesai, Leeteuk berjalan ke arah mobil BMW hitam yang ia parkir tak jauh dari Kona Beans. Meski terburu-buru, ia menyempatkan diri memberi tanda tangan kepada beberapa fans yang memintanya.
E.L.F saranghae. For u: Always Keep The Faith
Leeteuk tersenyum membaca tulisan tangannya, lalu memberikan kepada pemilik buku tadi. Ia juga menulis beberapa ucapan tahun baru kepada fans yang lain sebelum berpamitan menuju ke mobil.  Setiba di mobil, Leeteuk menekan beberapa tombol di HP-nya untuk melakukan  video call.
“Chullie, apa kalian sedang berlatih?” Leeteuk bertanya ketika ruang latihan muncul sebagai latar.
“Ne, hyung. Pertunjukan sudah sangat dekat. Kami berlatih setiap hari.”
“Kyuhyunie juga?”
“Tentu saja.” Heechul sedikit bingung dengan pertanyaan Leeteuk. “Apa seharusnya dia tidak berlatih?”
“Bukan begitu.” Leeteuk tersenyum menenangkan. “Ah, aku ingin bicara dengannya.”
“Kim Kyuhyun! Teuki hyung ingin bicara!” seru Heechul, membuat Leeteuk tidak bisa menahan senyum.
Dalam hitungan detik, tak hanya Kyuhyun yang kemudian muncul, namun dongsaengdeul yang lain tampak ikut melihat dengan rasa penasaran.
“Kyuhyunie, bagaimana latihan kalian?”
“Baik, hyung. Semua berlatih dengan semangat.” Kyuhyun meringis ketika hyungdeul mendesak di sekitarnya.
“Teuki hyung, datanglah kemari seperti kemarin.” Siwon ikut bicara. “Kali ini kita pergi makan bersama.”
“Mianhe, hari ini hyung sudah ada janji.” Leeteuk mengarahkan kamera ke beberapa gelas kopi yang dibelinya tadi.” Ia meringis ketika seruan kecewa bermunculan.
“Tapi, saat kami tampil, hyung akan datang kan?” Donghae memandang penuh harap.
“Kami tidak akan membuat hyung malu.” Shindong tersenyum lebar.
“Benar. Hyung tidak akan menyesalinya.”
“Aku percaya kalian akan berbuat yang terbaik, Sungminie.” Leeteuk menenangkan.
“Hyung harus datang, arra?” Kangin memandang Leeteuk meminta kepastian.
“Siapkan tissue, jangan sampai menangis terharu.”
“Ryeowookie benar. Teuki hyung harus menyiapkan tissue.”
“Sepertinya menyedihkan, Hyukkie.” Leeteuk tersenyum. Matanya kembali memandang Kyuhyun yang tersenyum sedari tadi karena hyungdeul yang berdesakan. “Uhm, Kyuhyunie, kau tidak menonton konser DBSK?”
Untuk sepersekian detik Kyuhyun tertegun, menatap Leeteuk dengan pandangan yang sulit ditebak, namun kembali tersenyum. “Aniyo, hyung. Aku kan sibuk untuk persiapan SJ. Hyung, kami akan tampil sebaik mungkin, jadi Teuki hyung jangan khawatir. Datanglah dan menonton.”
Kyuhyun mulai bercerita tentang adegan-adegan yang akan mereka lakukan, sesekali member yang lain menimpalinya. Leeteuk mengamati, meskipun Kyuhyun tertawa, namun mata magnae-nya itu kadang terlihat suram walau hanya beberapa saat.
“Kyuhyunie.”
“Ne?”
“Hyung ingin mengajakmu pergi. Kau mau?”
Kyuhyun memandang ke hyungdeul yang lain karena celetukan-celetukan riuh bermunculan.
“Pergi saja.” Heechul memberi perintah sambil melemparkan death glare kepada member yang lain.
“Ne, kau kan yang menangis paling keras saat Teuki hyung wamil.” Eunhyuk menggaruk kepalanya ketika mendapat death glare dari Kyuhyun.
“Pergilah, magnae. Persiapan kita sudah matang.” Kangin mendukung keputusan Heechul.
“Kapan lagi kau bisa pergi bersama Teuki hyung?” Sungmin tersenyum manis.
“Aigoo…aku sangat iri, tapi ya sudah tak apa.” Ryeowook meringis.
“Padahal aku juga ingin bersama Teuki hyung,” rajuk Donghae.
Shindong langsung menjitak pelan kepalanya dan merangkulnya. “Kau harus latihan untuk lagu Still You, Donghae-ah.”
“Ne, bukankah kau ingin tampil maksimal nanti?” Eunhyuk mengedipkan mata, memberi kode agar Donghae tidak mengganggu Leeteuk dan Kyuhyun.
“Ah, benar… Mianhe, aku lupa.” Donghae langsung menyadari kesalahannya. “Kyuhyunie, setelah latihan, kau tidak ada acara. Pergilah bersama Teuki hyung.”
Mendapat dukungan dari hyungdeul, wajah Kyuhyun menjadi cerah. Ia memandang Leeteuk dengan antusias. “Kita pergi hari ini, hyung?”
Leeteuk berpura-pura memikirkan sesuatu.  “Ini sudah malam. Bagaimana kalau besok saja?”
Kyuhyun mengangguk dengan semangat, tak menyadari hyungdeul di sekitarnya saling tersenyum penuh arti. Mereka sudah lama bersama, saling berbagi kesedihan dan kebahagiaan. Bukan hal sulit untuk mengira apa yang tengah Leeteuk rencanakan. Kyuhyun terlalu sibuk berpikir sehingga tidak menduga apapun.
.
27 Des 2013
Hari itu Kyuhyun sangat bersemangat. Begitu latihan selesai, ia berkemas untuk menemui Leeteuk di tempat yang mereka sepakati bersama. Karena terburu-buru, Kyuhyun melupakan jaketnya.
“Ommo, aku harus memberitahu Kyuhyunie.” Ryeowook mengambil jaket yang tertinggal itu sambil menekan tombol HP. “Jaketmu tertinggal. Oh, belum meninggalkan gedung? Tunggu, akan aku susulkan sebentar.”
Ryeowook tengah berjalan menuju Kyuhyun ketika sesuatu terjatuh dari jaket itu.
“Ah, bukankah ini kunci mobilku yang hilang? Aigoo, ternyata Kyuhyunie yang menemukannya. Syukurlah.” Ryeowook tersenyum senang. Beberapa hari ini ia menggunakan kunci cadangan. Meski tidak mengganggunya karena ada kunci yang lain, namja itu tetap merasa senang kuncinya kembali.
“Gomawo, Ryeowookie. Sepertinya aku terlalu bersemangat.” Kyuhyun langsung mengambil jaket dari tangan Ryeowook dengan wajah tersipu. Melihat Kyuhyun sangat gembira, Ryeowook mengurungkan niatnya untuk menanyakan perihal kunci mobil tadi.
“Bersenang-senanglah,” ucap Ryeowook, tidak ingin mengganggu perasaan Kyuhyun yang tampaknya lupa mengembalikan kunci ketika menemukannya.
Kyuhyun mengangguk. Setelah mengenakan jaket dan topi, namja itu berjalan keluar gedung. Ryeowook sendiri akan pulang ke dorm untuk mempersiapkan acara di SUKIRA nanti malam.
.
Leeteuk melirik jam tangannya sambil mengamati Kyuhyun yang memakan jjangmyeon tanpa suara. Mereka baru saja selesai berkeliling kota sambil mengobrol dan berkunjung ke rumah makan untuk mengisi perut.
“Teuki hyung ingin menambah pesanan?” tanya Kyuhyun melihat Leeteuk sudah menghabiskan makanannya. “Pesan saja, nanti aku yang akan membayarnya.”
“Aniyo, hyung sudah kenyang.” Leeteuk tersenyum lembut. “Cepat selesaikan makanmu. Nanti kita terlambat.”
“Hyung hendak ke mana?” Kyuhyun meletakkan sumpitnya setelah memakan jjangmyeon terakhir, lalu meraih cangkir yuja cha (teh sitrun) hangat, minuman kegemarannya. Di aduknya pelan minuman itu agar madu yang ada di dasar gelas tercampur dengan merata.
“Ada pertunjukan yang ingin hyung lihat.” Leeteuk mengambil tissue dan menghapus sedikit noda saus di sisi mulut magnae-nya.
“Menonton bioskop?” Kyuhyun menyeringai. “Lebih baik kita sedikit terlambat, hyung, dan masuk ke dalam saat film sudah dimulai. Jadi tak ada yang mengenali kita.”
Leeteuk hanya tersenyum menanggapi usul Kyuhyun.
Tak berapa lama, keduanya meninggalkan rumah makan. Leeteuk menyetir mobilnya sambil mendengarkan Kyuhyun menjawab tentang berbagai hal yang Leeteuk tanyakan,  mengenai Super Junior dan hal-hal lainnya. Tapi tak sedikitpun Kyuhyun bercerita mengenai hal yang mengganggunya secara pribadi.
“Kita sudah sampai.”
Leeteuk tersenyum melihat reaksi Kyuhyun saat menyadari di mana mereka berada. Magnae-nya itu memandang Kintex Stadium yang menjulang tinggi dengan mulut ternganga dan mata melebar. Tak satupun kata keluar dari mulut namja itu. Bahkan Leeteuk harus membuka pintu dan menarik sang magnae ke luar dari dalam mobil.
Kyuhyun memandang Leeteuk dengan perasaan bercampur aduk.
“Hyung, kenapa kita ke sini?”
Leeteuk tersenyum mendengar getaran di suara itu. Ia bersyukur dugaannya tepat.
“Kita masuk, arra?”
Tanpa menunggu jawaban, Leeteuk merangkul Kyuhyun dan mengajaknya masuk ke dalam. Sebelumnya ia mengenakan masker agar orang tidak mengenalinya. Leeteuk tersenyum lembut saat Kyuhyun menerima light stick dengan wajah memerah.
“…Gomawo, hyung.” Kyuhyun tersenyum.
Leeteuk mengangguk sambil menunjuk ke arah panggung. DBSK sudah memulai pertunjukan mereka. Kyuhyun melambaikan light stick dengan gembira sambil mengikuti semua lagu. Bahkan ia ikut berdiri di beberapa bagian. Melihat hal itu Leeteuk merasa ikut gembira.
.
Changmin tersenyum memandang banyaknya cassiopeia yang hadir. Saat memasuki segment percakapan, matanya memandang sekeliling. Ia merasa melihat sosok sahabatnya saat bernyanyi berkeliling panggung tadi, namun matanya tidak menemukan sosok Kyuhyun di manapun.
“Nae sarang, Cho Kyuhyun, tidak ada di sini bersamaku karena ia sibuk mempersiapkan penampilan SMTOWN Week Super Junior besok.” Changmin mengutarakan kesedihannya. Matanya kembali menelusuri ribuan wajah tersebut, berharap perasaannya tadi bukanlah sekedar perasaan.
Kau di mana, Caramel macchiato? Tidakkah kau mendengar suaraku? Apakah aku salah mengenali sosokmu tadi? Tapi aku benar-benar merasa melihatmu….
.
Mendengar kata-kata Changmin, Kyuhyun yang tengah berdiri bersama Leeteuk, mengayunkan light sticknya dengan penuh semangat, berharap Changmin akan melihatnya dan tidak lagi merasa sedih. Namun bukan Changmin yang tersadar. Justru Cassiopeia di sekitarnya yang menjadi tertarik oleh gerakan Kyuhyun, sehingga menyadari bahwa magnae Super Junior ada di tengah-tengah mereka.
Leeteuk hanya bisa meringis di dalam masker yang menutupi wajahnya. Dari suara-suara yang berdengung, ia sadar mereka juga mengenali sosoknya. Leeteuk bersyukur mereka tidak mengganggu privacy-nya dan Kyuhyun.
“Dia tidak melihatku.”
Kyuhyun menggembungkan pipinya dengan kesal, merasa usahanya menarik perhatian Changmin tidak berhasil. Leeteuk tertawa melihat sang magnae masih belum menyadari bahwa kehadiran mereka sudah diketahui oleh Cassiopeia. Magnae-nya memang memiliki kesadaran kamera yang cukup rendah.
“Kita ke backstage?” tanya Leeteuk saat pertunjukan berakhir dengan Changmin yang tetap tidak menyadari kehadiran Kyuhyun.
“Teuki hyung akan menemaniku?” Kyuhyun memandangnya dengan cemas.
Leeteuk cukup paham bahwa Kyuhyun merasa sungkan merepotkannya. Kadang kala, rasa sungkan Kyuhyun membuat Leeteuk merasa terasing, bahkan sesekali merasa sedikit takut. Ia ingin Kyuhyun bisa bersikap seenaknya seperti kepada member yang lain. Namun tampaknya ia harus puas jika Kyuhyun hanya sesekali saja berlaku seenaknya kepadanya.
“Aku juga ingin bertemu Yunho-ah.” Leeteuk memberi alasan paling cocok yang terpikir olehnya.
Wajah Kyuhyun langsung berbinar. “Ayo kita menemui mereka.”
Keduanya bergegas ke backstage.  Stylist tengah bersiap membersihkan make up Changmin dan Yunho ketika keduanya masuk.
“Kyuhyun-ah, kau datang?” Changmin langsung berdiri dari duduknya, tidak mempedulikan stylist yang tengah bersiap membersihkan wajahnya. Ia berhenti sejenak untuk meyakinkan diri bahwa ia tidak bermimpi, bahwa perasaannya saat di panggung tadi benar  adanya. Namun sosok Kyuhyun yang berdiri sambil tersenyum terlalu nyata, apalagi Leeteuk ikut berdiri di sana dan tersenyum menyapa. “Kyuhyun-ah…. Kau datang? Jeongmal?! YATTA!!!”
Changmin menghambur ke arah Kyuhyun dan memeluknya sementara Kyuhyun tertawa lebar. Kedua namja itu melompat-lompat kegirangan dan baru berhenti ketika ujung mata Kyuhyun menangkap dua buah benda yang teronggok di pojok ruangan. Changmin menggunakan yang berwarna putih saat menyanyikan lagu Wild Horse.
“Sentaurusnya bagus,” gumam Kyuhyun.
“Kau suka?”
“Yup.” Kyuhyun mengangguk, tak melepaskan matanya dari kedua sentaurus. “Aku suka yang hitam.”
“Kalau begitu aku yang putih.”
Keduanya saling memandang sambil tersenyum lebar. Tanpa dikomando, mereka berlari menuju sentaurus dan mulai sibuk memasangnya ke tubuh masing-masing. Keduanya berteriak riuh menyanyikan lagu Wild Horse.
“Hhh, kalau sudah bertemu, mereka seperti anak kecil.”
Leeteuk tertawa mendengar kata-kata Yunho. Ia menerima minuman kaleng yang Yunho sodorkan dan meneguknya perlahan. Seorang stylist berdiri di dekat mereka untuk membersihkan wajah Yunho. Bagi mereka, hal itu sudah tidak lagi mengganggu. Kadang kala, mereka di make up dalam keadaan tertidur karena kelelahan. Sesuatu yang harus  mereka terima sebagai resiko profesi yang mereka pilih.
Dahulu, Changmin pernah merasa tidak bahagia karena ke manapun dia pergi, ada saja yang akan mengikuti dan menyorotnya dengan kamera. Namun seiring waktu, Changmin pun mulai bisa menerima semua itu.
“Changminie pasti sedih ketika Kyuhyunie tidak datang kemarin.”
“Begitulah.” Yunho juga meneguk minumannya. “Selama ini mereka merayakan debut DBSK bersama-sama, setidaknya di luar panggung. Aku bahkan tidak dia pedulikan tahun kemarin.”
Leeteuk kembali tertawa melihat Yunho memasang mimik yang cukup lucu. “Aku tahu bagaimana perasaanmu. Lihat saja, kita menjadi obat nyamuk di sini.”
Kali ini Yunho yang tertawa mendengar kata-kata Leeteuk. Keduanya kembali memandang magnae mereka yang tengah bergulat sebagai sentaurus.
“Kyuhyunie tidak ingin mengacaukan latihan. Dia juga sangat sedih tidak bisa hadir kemarin.” Leeteuk menerangkan. “Ah, kita ini seperti orang tua saja. Melihat mereka begitu bahagia, kita jadi ikut merasa bahagia.”
“Itulah cinta,” gumam Yunho.
“Eeeh?” Leeteuk menoleh, dan mendapati Yunho memandang Changmin dengan perasaan yang sangat dalam.
“Aku telah bersama Changmin-ah lebih dari 10 tahun. Naik dan turun sudah kami alami. Changmin-ah selalu bersamaku saat suka dan duka. Ada dia di sisiku, aku jadi merasa percaya diri, merasa bisa melakukan apa saja. Dia selalu mendukungku dan dapat aku andalkan.” Yunho tersenyum memandang Leeteuk yang masih memperhatikannya dengan serius. “Begitupun Kyuhyunie… Bukankah bagi kita, mereka sangat berharga?”
“Ne, Kyuhyunie magnae yang bisa aku andalkan. Semua memberdeul berharga. Termasuk yang saat ini tidak bersama-sama dengan kita.”
“Benar.” Yunho mengangguk meski matanya tampak sedih. “Jika suatu saat aku tidak memiliki apapun lagi, aku yakin masih memiliki Changminie.”
“Dan Changminie masih memiliki Kyuhyunie.” Leeteuk memandang Kyuhyun yang tengah tertawa bersama sahabatnya. “Kyuhyunie akan selalu memiliki kami hyungdeulnya. Itu berarti, kalian berdua tidak akan pernah sendirian. Kami selalu ada untuk kalian juga.”
Yunho kehilangan kata-kata ketika Leeteuk menepuk bahunya. Ia membuang pandangannya ke arah Changmin dan Kyuhyun, berusaha menenangkan hatinya yang tengah bergejolak.
“Aku berharap Changminie dan Kyuhyunie bisa selamanya seperti ini. Begitupun kita, hyung,” gumam Yunho tanpa berani memandang Leeteuk langsung.
Leeteuk tersenyum lembut, menjawab kalimat Yunho dengan tepukan menenangkan di bahu. Kini keduanya tertawa geli melihat ulah Changmin dan Kyuhyun yang semakin aneh dengan kuda mereka.
“Kyuhyunie, Changminie, bagaimana kalau kalian mengambil foto?”
“Teuki hyung mau?” Kyuhyun memandang Leeteuk yang tadi memberi usul.
“Pinjam kameramu, Kyuhyunie.”
Leeteuk hanya bisa menggelengkan kepala melihat Kyuhyun menyeret sentaurusnya ke arah tas yang tergeletak. Kamera putih milik Kyuhyun pun berpindah tangan. Changmin langsung berdiri di dekat sahabatnya, berpose sambil membentuk V dengan tangannya.
Kyuhyun berdecak. “Ya! Changmin-ah, sentaurus tidak berfoto dengan gaya seperti itu!”
“Mwo? Jadi seperti apa?”
“Tentu saja seperti sentaurus.”
Changmin memandang Kyuhyun. Ketika pikiran mereka terhubung, keduanya tersenyum lebar,  lalu mulai ribut dengan pose yang mereka inginkan.
“Dua menit lagi fotografer gratis ini batal,” ancam Leeteuk.
“ANDWAE!!!” seru keduanya. Kyuhyun dan Changmin langsung berpose, membuat kedua leader menggelengkan kepala. Mereka berlaku seolah-olah sentaurus sungguhan.



“Mianhe, bisakah kalian berpose sekali lagi?” Seorang staff SM mendekat. “Sepertinya pose tadi sangat bagus untuk tahun 2014 yang merupakan tahun kuda. Kita jadikan sebagai foto pembuka tahun baru.”
“Tentu saja boleh,” sahut Changmin dan Kyuhyun serentak.
Waktu terasa bergulir begitu cepat jika dihabiskan bersama orang-orang yang disayangi. Begitulah yang dirasakan mereka semua saat Leeteuk dengan terpaksa memberi kode untuk pulang. Super Junior harus berlatih mulai dini hari. Leeteuk tidak ingin Kyuhyun kekurangan jam istirahat. Yunho dan Changmin pun bersiap mengantar hingga ke pintu stadium.
“Caramel macchiato.”
“Ne?”
Changmin tidak menjawab. Ia mengambil jaket Kyuhyun yang nyaris tertinggal di kursi ruang ganti, dan memakaikannya. Ia tak peduli wajah Kyuhyun menggembung diperlakukan seperti itu. “Jangan sampai sakit. Kau ini ceroboh sekali, mengapa tidak memakai jaketmu? Kau juga tidak memakainya sepanjang konser?” tegur Changmin lembut.
“Aku mengikuti semua lagu, sama sekali tidak merasa kedinginan.” Biarpun mulutnya melakukan protes, Kyuhyun merasa senang dengan perhatian Changmin, dan merasa sedikit enggan untuk pulang.
Tiba-tiba Kyuhyun menahan tangan Leeteuk yang mulai melangkah menuju pintu keluar. “Hyung, bisakah memotret kami sekali lagi?”
“Aigoo, Kyuhyun-ah, kenapa tidak bilang? Sentaurusnya sudah dikemas.” Changmin yang mengira Kyuhyun begitu menyukai sentaurus,  berteriak agar kru mengeluarkan kembali property panggung tersebut.
“Ssst, diamlah. Biarkan mereka merapikan.” Kyuhyun mengambil banner konser yang banyak tergeletak di sana. “Kita ambil foto dengan ini.”
Wajah Changmin berseri saat Kyuhyun mengambil banner bertuliskan ‘DBSK saranghae’. “Jeongmal?”
“Jangan paksa aku mengatakannya dengan mulut,” dengus Kyuhyun kesal. “Kau dua hari berturut-turut menyebut ‘nae sarang Cho Kyuhyun’ di depan cassiopeia.”
Changmin tergelak. “Kau tidak tahu aku menyebutnya di mana lagi.”
“Pasti di thanks note albummu.”
“Aigoo…kau ini suka sekali menebak. Menyebalkan. Sesekali berpura-puralah bodoh.”
“Mwo? Enak saja. Aku tegaskan, aku ini jenius.”
Yunho dan Leeteuk berpandangan melihat keduanya malah beradu mulut. Saat Leeteuk hendak menegur, Yunho memberi isyarat agar Leeteuk mengurungkan niatnya. Ia mengambil kamera, menempatkan angle di mana ia bisa menangkap kedua sahabat itu dalam satu frame.
“Choika!” serunya keras.
Kyuhyun dan Changmin langsung terdiam dan menoleh ke arah kamera. Secara reflek Changmin merangkul dari belakang sementara tangan satunya membentuk tanda V. Kyuhyun langsung mengangkat bannernya sambil tersenyum, tidak ketinggalan tangan satunya membentuk tanda V juga. Yunho tersenyum puas. melihat hasil bidikannya.
“Nah, itu aslinya kalian. Kenapa harus bertengkar? Ayo, Changmin-ah, kita harus menghadiri after party.”
Leeteuk tersenyum melihat kedua magnae itu saling meringis.


.
Malam sudah menaungi kota Seoul ketika Leeteuk mengantar Kyuhyun hingga pintu lift yang terdapat di area parkir Sharp Star City tower C. Mereka sempat mampir untuk makan malam sebelum kembali ke apartemen.
“Kau senang, magnae?” tanya Leeteuk, melihat Kyuhyun belum juga menekan tombol pembuka pintu lift.
“Sangat.” Wajah Kyuhyun berseri-seri.
“Nah, besok dini hari kalian sudah harus gladi bersih. Istirahatlah.” Leeteuk menepuk bahu Kyuhyun dan berbalik, hendak menuju mobil.
“Hyung.” Lagi-lagi Kyuhyun menahan tangan Leeteuk. “Maukah hyung menginap di dorm?”
Leeteuk memandang Kyuhyun sejenak sebelum menggeleng. “Mianhe, Kyuhyunie, hyung ingin bermalam di rumah.”
Untuk beberapa detik, wajah Kyuhyun tampak muram, namun akhirnya kembali tersenyum. “Gwenchana. Salpyeo gaseyo (hati-hati dijalan), hyung. Jeongmal bogo sipeosseoyo (aku akan selalu merindukanmu). Jangan lupa, datanglah ke konser.”
Dengan berat hati, Kyuhyun melepaskan tangan sang leader yang dipegangnya. Leeteuk mengangguk, kemudian berbalik menuju mobil.
Kyuhyun memandang Leeteuk yang berjalan pergi. Matanya mulai memanas saat punggung hyungnya itu menjauh. Tanpa tertahan air matanya turun. Kyuhyun segera menghapusnya dan berbalik, menekan tombol lift yang akan membawanya ke dorm. Pintu lift pun terbuka.
Alangkah terkejutnya Kyuhyun ketika seseorang menubruknya dari belakang, tepat saat kakinya hendak melangkah memasuki lift. Leeteuk memeluk punggung Kyuhyun dan menangis di bahunya. Terasa hangat dan basah.
Naneun neoreul bogo shipeoyo (aku sangat merindukanmu)magnae.”
Kyuhyun berbalik. Sepasang mata hitamnya menatap wajah Leeteuk yang menangis sambil tersenyum. Dipeluknya hyungnya itu erat-erat dan ikut menangis. “Nado (aku juga), Teuki hyung…  Naneun neoreul bogo shipeoyo…”
.
Leeteuk membelai rambut Kyuhyun yang tertidur di pangkuannya sambil tersenyum. Punggungnya bersandar pada kepala tempat tidur, sementara lampu temaram menerangi mereka. Matanya menerawang ke seisi kamar yang dahulunya ditempati oleh Yesung. Kini tidak hanya Siwon yang tinggal di rumah sendiri. Yesung dan Shindong telah pindah dari dorm. Member lain akan bergantian pergi menunaikan wajib militer hingga beberapa tahun ke depan.
Itulah sebabnya dorm lantai 12 dipindah ke unit yang lebih kecil, agar mereka tidak merasa terlalu banyak ruangan yang kosong.
Padahal dulu semua terasa begitu sesak. Mata Leeteuk tertutup air mata ketika mengingat masa-masa awal mereka menempati apartemen ini, masa pembuatan album Don Don’t, di mana mereka masih utuh bertigabelas.
“Kau sekarang tidur sendiri… Pasti sangat kesepian eoh?”
Leeteuk memandang wajah Kyuhyun yang terlelap dengan penuh sayang. Leeteuk sadar, Sungmin memutuskan berpisah kamar dengan Kyuhyun untuk menyiapkan masa wamilnya nanti. Namja itu berniat membiasakan Kyuhyun berada di kamar sendiri sebelum dia benar-benar menjalani wajib militernya. Dengan demikian, saat  hari itu tiba, Kyuhyun tidak akan menderita tekanan yang terlalu besar.
“Kyuhyunie, apakah kau sadar, bahwa kau sangat penting bagi kami? Kau masih saja tidak menyadarinya… menjejalkan begitu banyak jadwal dan impian di dalam hidupmu, membuat kami khawatir tubuhmu tidak dapat mengikuti semangatmu.” Leeteuk menjentik ujung hidung Kyuhyun, hingga magnaenya itu bergerak sedikit karena merasa terusik. Leeteuk tertawa melihat Kyuhyun  kembali terlelap. “Kau harus jaga kesehatan baik-baik, arra?”
Leader Super Junior itu tersenyum lembut ketika hanya suara napas Kyuhyun yang menyahuti kata-katanya.
“Kau tahu, Kyuhyunie? Melihat Hyukkie dan Donghae-ah memiliki Oppa Oppa; Wookie dan Shindong-ah aktif di radio; Kau, Sungminie juga Wookie aktif di drama musical; Siwonie…ah, dia tidak perlu diragukan…. Lalu Kangin-ah dan Chullie kembali menggeluti drama… Zhoumi menjadi penulis… Henry memiliki album solo… Uhm, bagaimana, apakah kau akan mempunyai solo sendiri juga?”
Kyuhyun yang tetap tertidur pulas, membuat Leeteuk merasa gemas. Ia nyaris mencubit pipi magnaenya. Namun ia tersadar bahwa Kyuhyun sebentar lagi harus bangun untuk berlatih bersama yang lain. Akhirnya Leeteuk hanya menepuk pipi chubby itu dengan pelan, membuat Kyuhyun kembali bergerak sedikit, untuk kemudian kembali terlelap.
Kedua kaki Leeteuk mulai terasa kebas, karena tidak bergerak sama sekali. Namun ia tidak berminat memindahkan Kyuhyun dari pangkuannya. Meski mengantuk, Leeteuk memilih untuk berjaga, agar bisa membangunkan Kyuhyun tepat waktu. Aku bisa tidur hingga siang hari sepulang dari sini; Berbeda dengan dongsaengdeul yang memiliki waktu istirahat hanya sedikit.
“Ah, seperti kata hyung tadi, melihat kalian memiliki kegiatan seperti itu, hyung sangat senang. Sebagai leader, juga sebagai hyung dari kalian semua, aku akan memastikan tak satupun dari kalian akan tenggelam. Entah itu di bidang musik, DJ, drama, MC… Hyung akan memastikan kalian tetap ada, sehingga ELF bisa melihat kita semua selama mungkin.”
Teuki hyung, bagaimana jika Cassiopeia dan ELF berkolaborasi dengan lightstick? Kita bisa menjadi iklan PEPSI.
Leeteuk tersenyum, teringat usulan Yunho beberapa waktu lalu. Senyumnya menghilang ketika melihat jam di dinding kamar. Sudah waktunya ia membangunkan Kyuhyun. Berarti sudah waktunya ia kembali berpisah dengan dongsaengdeul di SJ, walau untuk sementara.
ELF, kumohon, jagalah Super Junior dan mereka semua untukku. Always keep the faith.
.
28 Desember 2013
Changmin datang menonton pertunjukan SMTOWN WEEK SJ dengan penuh semangat. Matanya tak lepas dari penampilan sahabatnya. Ia tergelak ketika Kyuhyun melakukan rap bersama Ryeowook. Ia juga merasa terharu melihat bagaimana Kyuhyun yang dulu pemalu, selalu memegang mike begitu kuat, kini bisa bersikap cukup santai di atas panggung. Kyuhyun memindahkan mike dari tangan satu ke tangan yang lainnya dengan begitu luwes.
Lagu  demi lagu pun berlalu. Melihat Changmin di antara penonton, Kyuhyun berhenti sejenak, menatap sahabatnya, lalu melambaikan light stick yang ia pegang kepada Changmin.
“Saranghae Cho Kyuhyun!!!" teriak Changmin.
Changmin sangat senang Kyuhyun menyadari kehadirannya. Ia langsung melambaikan dua buah light stick di tangannya penuh semangat. Kyuhyun berlalu setelah tersenyum melihat ulah sahabatnya.
.
“Ppfffttt!!!” Yunho nyaris menyemburkan teh yang diminumnya saat membuka-buka twitter.
“Gwenchana, Yunho sshi?”
“Gwenchanayo,” kata Yunho menenangkan manager DBSK menatapnya dengan heran, apalagi namja itu kini tertawa dengan keras sampai air matanya keluar.
“Pasti soal Changmin sshi berteriak di Treasure Island,” tebak sang manager dengan tersenyum lebar.
“Manager hyung juga tahu?” Yunho tercengang. “Benar sekali. Cassiopeia banyak yang menanggapi berita itu dengan: Changmin-ah, tolong kendalikan dirimu.”
“Changmin sshi, tolong jaga image mu di depan Kyuhyun sshi dan ELF.” Sang manager menimpali dan ikut tergelak dengan keras.
“Aigoo…” Yunho menghapus air matanya yang keluar karena terlalu keras tertawa. “Jika berkaitan dengan Kyuhyunie, Changmin-ah tidak mempedulikan apapun.”
“Bukankah itu hal yang menarik?”
Yunho mengangguk. “Sangat menarik. Aku bersyukur di dunia yang keras dan penuh kemunafikan seperti ini, mereka masih bisa bersahabat setulus anak kecil.”
.
Sementara itu di Kintex Stadium, Changmin keheranan karena tidak ada yang berteriak encore saat lagu terakhir dinyanyikan dan member SJ menghilang ke balik panggung. Ia dengan semangat menengok ke penonton di sekitarnya, memberi kode agar mereka berteriak ‘encore’ dengan keras. Namun tak ada satu pun yang mengikutinya meski mereka tersenyum melihat himbauan Changmin.
Saat kepanikan mulai melanda Changmin, tiba-tiba dari sekitarnya, bahkan dari seluruh stadium, ELF menyanyikan lagu No Other. Mereka semua memegang kertas bertuliskan lirik lagu tersebut. Changmin terperangah. Ia merasa terharu melihat rencana yang disiapkan oleh ELF.
Super Junior kemudian muncul sambil menyanyikan lagu Sorry Sorry. Changmin yang sudah merasa lega, kini tergelak karena Kyuhyun mengganti kata Shawty menjadi ELF. Kemudian confetti turun dari atas bersama kartu-kartu Natal. SJ kini menyanyikan First Snow sebagai lagu penutup.
Changmin bangun dari duduknya dan berjalan menuju sisi panggung. Ia ingin menunggu Kyuhyun lewat untuk berpamitan sebelum meninggalkan stadium. Setelah ini, mereka berdua tidak bisa bertemu untuk beberapa waktu. Begitu Kyuhyun melihatnya, Changmin melambaikan tangan.
Kyuhyun terkejut saat Changmin bergerak hendak meninggalkan stadium. Tanpa mempedulikan apapun, Kyuhyun keluar dari panggung untuk mencegah sahabatnya pergi. ELF langsung berteriak histeris saat Kyuhyun berjalan di sisi panggung. Body guard bergegas mengamankan agar tidak ada ELF yang turun ke area tersebut.
Changmin yang terkejut, berdiri diam menunggu. Kyuhyun langsung memeluk Changmin, membuat teriakan ELF semakin keras.



“Jangan pergi dulu. Tunggulah aku di backstage, arra?” Kyuhyun memberi petunjuk dengan tangannya.
Changmin tersenyum meringis dengan rasa bersalah dan membungkukan badan saat Siwon yang di panggung berjalan melewati mereka. Kyuhyun kembali berjalan ke jalur panggung yang sudah ditentukan, sementara Changmin bergegas ke backstage. Ia tidak ingin membuat kehebohan yang lebih dari ini.
.
Changmin berdiri dari duduknya saat member Super Junior kembali dari atas panggung setelah menyelesaikan konser mereka. Ia menunggu dengan sabar ketika semua saling mengucapkan selamat dan berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat, juga dengan sesama member.
“Changmin-ah!” Kyuhyun langsung menghampiri Changmin.
Eunhyuk menarik Siwon ke salah satu sudut, sambil mengarahkan dagunya ke arah Kyuhyun yang sibuk bercakap-cakap dengan sahabatnya.
“Siwonie, soal MBC Award besok…”
“Shindong hyung kemungkinan besar menerima award sedangkan Kyuhyunie bukan calon kuat.”
Eunhyuk kini memusatkan pandangannya ke arah Siwon, cukup heran dengan kemampuan namja itu menebak arah kalimatnya.
“Kau tahu dia terlalu keras pada dirinya sendiri. Meski aku rasa dia tahu dia belum tentu menang, tetapi.…”
“Tenang, hyung, aku punya ide. Kau mau ikut?” Siwon tersenyum penuh arti.
“Apa itu?” Eunhyuk menurut ketika Siwon memberi kode agar mendekatkan telinganya.
“Kita ajak dia nonton konser Si Kyung hyung,” bisik Siwon.
“Ah, itu ide bagus.” Wajah EUnhyuk menjadi cerah. Ia merasa sangat lega. “Aku ikut. Pastikan kau membelikanku tiket, arra?”
“Beres, hyung.” Siwon memberi kode dengan jempolnya.
“Ya! Changminie! Aku dengar kabar, kamu berteriak Saranghae Cho Kyuhyun tadi,” cetus Heechul yang sudah berselancar di dunia maya, mencari tahu tanggapan ELF akan pertunjukan mereka barusan.
“Jeongmal?” Ryeowook terkikik geli melihat wajah Changmin memerah.
“Ada yg baca UFO nya belum lama ini?” Donghae mulai menggoda magnae DBSK itu.
“Oh, saat ada cassiopeia yang bilang bahwa ia mencintainya, lalu Changminie malah menyuruhnya agar mencari pacar?” Shindong tersenyum lebar.
“Betul yang itu.” Eunhyuk tak mau ketinggalan kesempatan langka ini. “Dan saat fans-nya itu bilang membencinya, Changminie bilang : Tak apa. Aku tidak pernah menyukaimu.”
“Tapi dia terus menerus menyatakan cinta kepada uri magnae.” Sungmin ikut tersenyum melihat Changmin meringis salah tingkah.
“Itu tidak bisa dibiarkan.” Kangin menjalin kedua tangannya di depan dada, memandang lurus ke arah Changmin seperti seorang appa yang bertatap muka dengan kekasih anaknya. ”Kau berani menjanjikan apa untuk uri magnae?”
“Mungkin dia akan membelikan kita rumah untuk masing-masing?” Eunhyuk memandang Changmin yang masih berdiri di hadapan mereka seorang diri, karena Kyuhyun menghilang untuk mengambil sesuatu dari tas-nya.
“Ck, aku takkan mengijinkan mereka berdua.” Heechul memasang wajah tidak setuju.
“Ya! Hyungdeul, jangan menggodanya terus!” Kyuhyun muncul dan melempar death glare, membuat semua member yang lain meringis. “Changminie, ayo kita ambil foto.”
“Foto? Kau menyuruhku ke sini hanya untuk diambil foto?” Changmin menatap tak percaya.
“Tentu saja. Aku sudah punya foto kita waktu konser DBSK. Sekarang aku ingin punya foto kita waktu konser SJ. Nanti akan aku upload di twitter. Memangnya kau pikir buat apa lagi?”
Changmin hanya terperangah sementara hyungdeul SJ tertawa serentak di belakang mereka.
“Changminie, meski kau seorang sunbae, ijinkan aku beri nasihat untuk kebaikanmu.” Eunhyuk memasang wajah serius. “Jangan sesekali mengambil dia menjadi uke. Kau akan jadi seme yang teraniaya.”
“Uke? Seme?” Kyuhyun mengerutkan kening. “Ya! Hyungdeul! Kami masih normal!”
Changmin menarik Kyuhyun ke sisinya, meminta sahabatnya itu diam dengan kode yang hanya dimengerti oleh mereka. “Asal itu bisa membuat Kyuhyunie senang, aku tidak keberatan.” Changmin menatap dalam ke mata Kyuhyun, memasang ekspresi serius.
“Uhm, aku rasa, itu bukan hal yang buruk.” Kyuhyun juga menatap Changmin, tak mengalihkan tatapannya untuk beberapa detik, membuat kedelapan pasang mata menatap mereka sambil menahan napas.
“Kyuhyunie sudah setuju, aku juga tidak keberatan dengan sifatnya.” Changmin memandang Heechul, Kangin, juga member SJ lainnya. “Jadi, kami boleh berkencan sebagai pasangan mulai hari ini?”
“A…Itu…Itu…” Kangin memandang panik ke arah member yang lain. Namun tak satupun menanggapinya. Semua masih memasang wajah terkejut.
Semua tersadar ketika Kyuhyun dan Changmin tertawa serempak, bahkan Kyuhyun sampai terbungkuk-bungkuk karena tertawa begitu keras. Sadarlah kedelapan namja itu bahwa mereka tertipu.
“Changmine, Kyuhyunie, awas kalian!” desis Heechul, membuat Kyuhyun segera menarik Changmin menjauh. Masih terdengar jelas seruan-seruan Heechul dan Kangin juga bujukan menenangkan oleh hyungdeulnya yang lain.
“Tidak apa mereka seperti itu?” Changmin mulai sedikit khawatir.
“Tak apa, nanti aku akan memakai jurus aegyo-ku untuk menenangkan mereka.” Kyuhyun tersenyum. “Kajja, kita ambil foto.”
Kedua sahabat itupun berpose bersama, diiringi suara raungan Heechul dan teriakan Kangin di kejauhan.



.
.
THE END
.
.
Penutup
.
Cinta itu bukan ilmu pasti
Bukan benda yang dicetak serupa satu sama lain
Tiap kisah cinta memiliki keindahan dan keunikannya sendiri
.
Orang yang menganggap cinta itu sampah
Orang yang berhitung saat mencintai
Orang yang seperti itu, sesungguhnya belum mengenal cinta yang sesungguhnya
atau, belum menemui orang yang benar-benar mencintainya
.
Semoga kita semua diberi kesempatan
untuk mencintai dan dicintai dengan tulus,
dan tidak lupa untuk memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang berarti bagi kita
sebelum maut memisahkan
.
Fanfic ini aku buat sebagai rasa salut
untuk persahabatan
Changmin dan Kyuhyun
DBSK dan SJ
Eunhyuk dan Junsu
juga semua persahabatan di dunia ini
terutama
SJ & ELF
Everlasting Friends, always keep the faith
.
Buat semua reader dan reviewer,
Kamsahamnida