Choices chapter 1
Kyuhyun dihadapkan pada dua pilihan, keluarganya atau member Super Junior?
Manakah yang akan ia pilih saat ini?
Choice
Ketika Kyuhyun Harus Memilih
Chapter 1
Donghae hyung bisa menangis
melihatnya. Namja
itu tersenyum membayangkan hal itu. Mata hitamnya menatap ke luar jendela mobil
yang terlapisi kaca film. Diliriknya jam digital yang terdapat di dashboard. Pukul 11 malam. Kedua lengannya direntangkan
ke samping untuk menghilangkan kepenatan.
Baru
saja SM The Balad menyelesaikan perform mereka di sebuah stasiun TV. Sebenarnya
mereka diajak makan malam bersama, namun ia ingin kembali secepatnya ke dorm.
Besok dan lusa ia tidak memiliki jadwal. Seperti biasa, hal yang paling ia
inginkan adalah kembali ke rumah, bertemu appa, eomma, dan noona-nya.
Drrrt…drrrt..
drrrt
HP yang disetting diam itu memunculkan nama
penelepon. Ia segera mengangkatnya dengan gembira. “Yeoboseo, Noona…. Ne. Aku akan pulang malam ini juga… Ani, aku
tidak lelah. Aku ingin sarapan pagi dengan masakan buatan Eomma… Ne. Selamat
malam.”
Namja berambut coklat itu masih tersenyum ketika turun dari
mobil. Kakinya melangkah cepat menuju lift dan menekan angka 11. Ya! Kyuhyun-ah! Kenapa kita bisa salah
lantai?! Pabo! Sebuah tawa kecil
terdengar ketika ia teringat kebodohannya dulu. Karena terlalu lelah dan mengantuk,
ia salah menekan tombol 12 menjadi 21, sehingga hyungdeul yang tinggal di
lantai 12 terpaksa bersabar hingga tiba di dorm mereka yang sebenarnya.
Suasana hening menyambut kedatangannya, membuat Kyuhyun
sedikit curiga. Lampu memang menyala semua -kebiasaan di SUJU- jika belum semua
member pulang. Dengan demikian mereka tidak repot mencari knop lampu ketika
pulang larut dengan keadaan sangat capek. Tetapi biasanya ada saja member yang
sedang menonton TV atau pun meng-update status twitter.
Mungkin hari ini sangat
sibuk.
Kyuhyun memang belum kembali ke dorm selama tiga hari dalam rangka promo SM The
Balad. Dilepasnya sepatunya, dan berbelok ke kiri, menuju kamar KyuMin. Sungmin
tidak berada di atas tempat tidur. Namun suara gemericik air di kamar mandi
menandakan keberadaan hyung berwajah aegyo itu.
Kyuhyun tanpa berganti pakaian segera mengeluarkan seluruh
isi tas nya. Berbeda dengan koper yang ia letakkan di atas lemari, ransel ia
isi kembali dengan earphone, satu set sikat gigi, laptop dan PSP. Ia tak memerlukan pakaian
ganti di rumah. Lemari bajunya di sana masih terisi dengan banyak pakaian, cukup
untuk ia berlibur hingga sebulan...meski hal itu tak pernah terjadi. Sejak
debut, ia tak pernah memiliki hari libur lebih dari seminggu, kecuali saat ia
kecelakaan 2007 lalu. Tapi itu tidak bisa dibilang libur…dan sama sekali tidak
menyenangkan.
Suara pintu kamar mandi yang terbuka mengalihkan
perhatiannya. Sungmin keluar dengan langkah gontai .
“Sungmin hyung, kau pucat sekali. Apa kau sulit BAB?”
Kalau hyung yang lain pasti sudah melemparkan bantal ke arah
magnae tidak sopan itu. Tapi Sungmin paham betul sifat Kyuhyun. Meski
kata-katanya tidak manis bahkan kadang ketus,
tapi mata magnae itu tidak bisa menipunya. Ia bisa melihat jelas
kekuatiran di sana.
Sungmin membaringkan tubuhnya di tempat tidur serba pink, dan
menarik selimut hingga ke dagunya. Kyuhyun mendekat dan menaruh telapak
tangannya ke dahi Sungmin.
Panas sekali… “Hyung, kau flu?” tanya
Kyuhyun saat ia melihat hidung hyungnya memerah dan badannya menggigil. Sungmin
mengangguk pelan.
“Kau sudah makan?” Sungmin menggeleng.
“ Belum? Sebentar, aku cek ke dapur, mungkin ajumma gajeongbu
menyisakan makanan.”
Kyuhyun hendak beranjak dari sana, namun tangan Sungmin
menahannya. Kepala namja yang sedang sakit itu lagi-lagi menggeleng lemah.
“Ajumma gajeongbu tidak masuk hingga lusa, Kyuhyun-ah…”
“Ya sudah, kalau begitu aku akan meminta Wookie memasakkan
bubur untuk hyung.”
Tanpa mengetuk, Kyuhyun masuk ke kamar Wookie dan Yesung.
Begitu pintu terbuka, ia bertatap mata dengan ddangkoma. Sedetik kemudian
kura-kura itu menyusupkan kepalanya ke dalam tempurung, tidak kuat menantang
evil glare yang mengarah kepadanya.
Kyuhyun melangkah cepat ke tempat tidur Ryeowook yang berada
di sisi kanan kamar. Namja itu berselimut rapat hingga kepala, sama seperti
Yesung yang berada di sisi lain. Tidak perlu mengandalkan IQ nya yang di atas
130 untuk mengambil kesimpulan. Kyuhyun urung membangunkan. Ia justru meletakkan
tangannya ke dahi Ryeowook. Panas juga.
Bahkan lebih panas dari Sungmin hyung.
“Kyuhyunnie…kamu sudah pulang?”
Suara berat namun terdengar lemah itu membuat Kyuhyun tidak
jadi keluar kamar.
“YA! HYUNG! Kenapa kau dan Wookie jatuh sakit?! Bagaimana
dengan perutku yang keroncongan ini?!!” Detik itu juga Kyuhyun merutuki dirinya
yang tidak bisa berkata manis dan malah berteriak untuk menutupi perasaan
cemasnya.
Ryeowook membuka matanya mendengar teriakan Kyuhyun. “Ooh...
ajumma tidak masuk hari ini… Jangan kuatir, Kyuhyun-ah…biar aku siapkan ramyeon
untukmu…” Namja itu melepas selimutnya dan bangun sambil terhuyung-huyung.
“YA! Wookie-ah! Pabo! Kau pikir aku berniat membunuhmu?!
Sudah! Aku cari makan di luar saja!!”
Pintu terbanting saat magnae SUJU itu keluar. Namun sedetik
kemudian kepalanya kembali melongok ke dalam. “Kalian sudah makan dan minum
obat?”
Yesung dan Ryeowook menggeleng lemah.
“Ck! Dasar merepotkan!!”
Ketika pintu kembali tertutup, Ryeowook mendesah sedih. Tapi
tidak dengan Yesung. Ia memandang pintu seakan Kyuhyun masih ada di sana. Ia
mencemaskan Kyuhyun, namun kepalanya yang terasa berat seperti dihantam palu,
membuatnya tetap berbaring.
Sepasang mata hitam Kyuhyun kini memandang ke arah pintu
kamar Eunhyuk. Si Dancing machine selalu
mengunci kamar supaya barang-barangnya yang tertata sangat rapih tidak
diberantakkan oleh member lain. Namun Kyuhyun tetap mencoba membuka pintunya,
dan terkejut saat pintu bergerak. Ia mengintip ke dalam. Lagi-lagi ia mendapati
sosok yang terbaring berbungkus selimut.
Aku harus
memberitahu Teuki hyung. Kyuhyun hendak menelepon, namun segera
membatalkannya. Ia memilih mendatangi langsung. Diliriknya jam dinding yang
menunjukkan tepat pukul 12 malam. Setelah
menyerahkan masalah ini kepada Teuki hyung, aku akan pulang ke rumah.
Pintu dorm 12 baru terbuka saat ia menekan bel ke-5
kalinya. Teuki muncul dengan piyama yang dibalut jubah tebal dan panjang.
Lagi-lagi Kyuhyun tidak perlu mengandalkan otaknya yang jenius untuk menyadari
kalau Teuki hyungnya sakit. Namun namja cantik itu tetap tersenyum dan
mempersilahkannya masuk. Ditariknya tangan magnaenya agar duduk di ruang
tengah.
“Kau baru pulang, Kyu? Pasti kau sangat lelah. Kau sudah
makan? Mau kusiapkan makanan?”
Kyuhyun mendengus kesal. Leader SUJU berparas cantik itu
selalu begitu…lebih mencemaskan orang lain daripada dirinya sendiri. Saat
Leeteuk menggandeng tangannya tadi, Kyuhyun bisa merasakan panasnya tangan itu.
“Ani! Aku bosan dengan ramyeon buatan Teuki hyung!”
Lagi-lagi Kyuhyun merutuki mulutnya yang ketus.
Ia semakin merengut saat leader SUJU itu hanya tersenyum manis
menanggapi kata-katanya.
“Di mana Donghae-ah dan Shindong-ah?
“Hyung…panggil mereka hyung…” Leeteuk membenarkan kalimat
si magnae masih sambil tersenyum. “Mereka sedang flu. Baru saja aku memberi
mereka obat. Tapi tidak ada obat untuk besok…obatnya sudah habis, …”
Aish! Berarti tidak ada obat
untuk hyungdeul di lantai 11…
“Besok aku akan meminta manager hyung untuk memanggilkan
dokter,” kata Leeteuk, salah mengartikan decakan kesal sang magnae.
“Kenapa tidak sekarang saja?”
Leeteuk mengelus kepala Kyuhyun yang kali ini benar-benar
tampak tidak senang. Senyum lembutnya
kembali mengembang. “Kyuhyunnie…manager hyung tidak kalah capek dengan kita.
Biarkan dia istirahat, tho malam ini Donghae dan Shindong sudah kuberi obat.”
“Teuki hyung sudah minum obat?”
“Ne. Baru saja. Sebentar lagi pasti akan bereaksi. Gomawo
sudah mencemaskanku.”
“Aku sama sekali tidak cemas. Teuki hyung kan selalu
membuat diri sendiri kelelahan hingga sakit. Jadi percuma aku mencemaskanmu,
Hyung.”
Senyum Leeteuk yang masih saja terkembang kini menghilang
saat Kyuhyun bangkit berdiri dan menuju ke pintu. “Kyuhyunnie…kau belum bilang
keperluanmu ke sini.”
“Lupakan. Aku hanya ingin membangunkan kalian saja kok.
Tapi mengganggu orang yang sakit flu sama sekali tidak menarik. Aku balik
saja.”
Namja
cantik itu mengawasi sosok magnae-nya yang berjalan menuju lift. Sambil
menggelengkan kepala mengingat ulah Kyuhyun, ia pun menutup pintu dorm dan
beranjak tidur. Keringatnya mulai keluar, menandakan obat itu sudah bekerja.
Besok ia pasti sembuh. Leeteuk pun tidur dengan perasaan lega.
Astaga! Kenapa
mereka sakit bersamaan begitu?! Kyuhyun
menghentakkan kakinya di dalam lift. Pintu membuka di lantai 11. Ia keluar,
namun kemudian menghentikan langkahnya. Kenapa
aku tidak terus terang saja kepada Teuki hyung? Dengan begitu dia bisa
menangani semua ini. Tapi…dia juga sangat pucat dan demam. Aish! Apa aku
menghubungi Changmin-ah minta bantuan? Tapi…sepertinya dia sedang tidak di
dorm.
Kyuhyun membuka pintu dorm lantai 11 dan beranjak ke
dapur. Tidak ada ramyeon sebungkus pun. Nasi di rice-cooker juga kosong. Ia
teringat hyungdeul nya yang belum makan entah sejak kapan. Seandainya ada
ramyeon, minimal ia bisa memasaknya. Tidak masalah jika ‘legenda sungai han’
kembali terulang. Orang sakit justru harus makan yang lunak-lunak.
Drrrt…drrrt…drrrt…
Kyuhyun meraih HP di sakunya, dan mendesah pelan saat
melihat nama yang tertera di layar.
“Yeoboseo….”
“Kyuhyunnie…kau sudah sampai mana?” Suara
Ahra yang merdu namun penuh semangat menerpa gendang telinganya. “Appa berkeras
menunggumu. Hawa sedang sangat dingin di sini. Appa kuatir kamu menunggu di
depan pintu terlalu lama dan jatuh sakit. Oh iya, Eomma sudah mempersiapkan
makanan kesukaanmu lho. Seharian ini dia sangat sibuk. Aku juga punya kejutan
untukmu. Maaf ya, aku hanya bisa 2 hari di Korea. Tapi kurasa tak apa…liburmu
kan cuma 2 hari juga. Aku tak sabar menyerahkan kejutan ini… Cepatlah datang,
Kyuhyunnie.”
Noona-nya jika sedang bersemangat memang
selalu begitu. Berbicara panjang lebar tanpa memberi jeda. Terbayang olehnya
ketiga orang yang paling ia cintai itu sedang berkumpul bersama, mengharapkan
kedatangannya. Rasa rindu yang selama ini tertahan, meluap begitu saja.
Kyuhyun orang yang selalu menahan perasaannya
dibalik senyuman, namun kali ini ia tidak sanggup lagi. Tubuhnya yang bersandar
pada dinding merosot turun hingga ke lantai yang dingin. Ia bahkan tidak
menyadari ada sepasang mata memperhatikannya dari balik pintu.
“Kyuhyunnie… Kyuhyunnie…! Kenapa kau tidak
menjawabku? Kau sudah sampai mana?”
Air matanya yang menggenang, kini jatuh sudah
membasahi wajahnya. Kyuhyun menjauhkan HP itu dan mengatur nafasnya agar
suaranya terdengar normal. Ya, ia harus mengambil keputusan…… Memutuskan di
antara dua pihak yang sama-sama penting buatnya…
TBC
Whoaa... Kyuhyun berada di
posisi memilih yang sangat sulit... (T_T)
Terima kasih buat semua
yang sudah membaca (^_^)
Ditunggu review nya yach,
supaya tambah semangat nulisnya
Terima kasih (^_^)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment